Magelang — Di tengah tantangan keberagaman, Kota Magelang terus menunjukkan komitmennya menjaga harmoni dan toleransi antarwarga. Salah satu upaya strategisnya adalah memperkuat peran Kampung Religi sebagai garda terdepan perekat kehidupan masyarakat.
Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono, menegaskan bahwa menjaga kerukunan bukanlah tugas ringan. “Menyadarkan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya harmonisasi itu butuh ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan—baik pikiran, waktu, maupun biaya,” ujarnya saat membuka kegiatan Penguatan Kampung Religi se-Kota Magelang di Pendopo Pengabdian, Jumat (1/8).
Acara tersebut juga dirangkai dengan pembagian bendera Merah Putih kepada warga sebagai bagian dari Gerakan Nasional Menyambut HUT Ke-80 RI, serta penyerahan bantuan hibah senilai Rp158 juta kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Magelang. Dana tersebut salah satunya dialokasikan untuk mendukung operasional 107 Kampung Religi yang tersebar di 17 kelurahan dan tiga kecamatan di Kota Magelang.
Menurut Wali Kota Damar, Kampung Religi bukan hanya simbol kerukunan, tetapi motor penggerak yang menjembatani kehidupan sosial antarumat beragama di tingkat paling dasar, yakni lingkungan RT dan RW.
Dari total hibah yang diberikan, Rp107 juta dialokasikan untuk 107 Kampung Religi, masing-masing mendapat Rp1 juta sebagai dukungan awal guna memperkuat koordinasi dan konsolidasi kegiatan. “Ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk penguatan mandat sosial bagi para pengurus Kampung Religi untuk terus aktif menjaga kerukunan,” ujarnya.
Ia menambahkan, suasana masyarakat yang damai dan kondusif adalah syarat utama terwujudnya pembangunan dan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, Pemkot Magelang akan terus merawat inisiatif-inisiatif akar rumput seperti ini.
Capaian Kota Magelang dalam membangun toleransi tak hanya dirasakan di dalam, tetapi juga diakui secara nasional. Berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) tahun 2024 versi Setara Institute, Magelang menempati peringkat ke-4 kota paling toleran di Indonesia.
Capaian ini, menurut Damar, adalah kebanggaan sekaligus amanah. “Magelang bukan hanya kota kecil yang damai, tapi kini menjadi panutan kota-kota lain dalam membangun kehidupan inklusif,” ujarnya.
Ketua FKUB Kota Magelang, Pendeta Yohanes Willy Sujarwi, menyambut baik kepercayaan dan dukungan dari Pemkot. Ia menegaskan bahwa dana hibah yang diterima akan dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat program-program peningkatan harmoni sosial.
“Ini semua bukan hasil kerja satu pihak, tapi buah dari sinergi yang harmonis antara Pemkot, FKUB, dan seluruh elemen masyarakat,” katanya.
Melalui penguatan Kampung Religi, Pemkot Magelang berharap semangat gotong royong lintas iman dan budaya terus tumbuh. Harapannya, Magelang tidak hanya dikenal sebagai kota bersejarah, tetapi juga sebagai model kota damai dan inklusif di tengah realitas keberagaman Indonesia.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!