Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya terus menguatkan gerakan Kampung Pancasila sebagai ruang kebersamaan warga untuk menjaga kerukunan sekaligus memperkuat keamanan lingkungan. Program yang lahir pada Juni 2025 ini kini mulai menunjukkan perannya di tengah masyarakat.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menekankan bahwa konsep Kampung Pancasila bersifat inklusif. Tidak hanya melibatkan tokoh masyarakat, tetapi juga anak muda lintas generasi, mulai dari Gen Z, milenial, hingga kelompok pemuda seperti Karang Taruna.
“Kerukunan jauh lebih penting dari apa pun. Kota ini akan kuat jika kampung-kampungnya kuat, karena kekompakan warga dimulai dari lingkungannya sendiri,” ujar Eri.
Ia mencontohkan, saat kerusuhan terjadi di Surabaya pada akhir Agustus 2025, sejumlah warga di kawasan Wonokromo, Pabean Cantian, hingga Bubutan ikut menjaga keamanan kampung mereka secara swadaya. Pola siskamling yang sudah terbentuk di Kampung Pancasila membuat warga sigap dalam melindungi lingkungan.
Meski demikian, Pemkot Surabaya berencana menyusun pola pengamanan yang lebih terkoordinasi. “Tengah kota akan dijaga bersama-sama, tapi titik pengamanan tetap ada di setiap sudut perkampungan,” jelasnya.
Untuk memperkuat langkah tersebut, saat ini Pemkot tengah menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi Kampung Pancasila. Draft SOP akan dikonsultasikan terlebih dahulu ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar implementasinya lebih tepat sasaran.
“Kami berharap arahan dari Kemendagri membuat konsep ini lebih aplikatif dan benar-benar dijalankan oleh masyarakat Surabaya,” pungkas Eri.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!