Jakarta: Yayasan Rumah Anak Pancasila tengah menyosialisasikan gerakan
revolusi mutiara. Gerakan ini menjadi upaya mengenalkan nilai-nilai
pancasila di kalangan anak muda.
“Lima mutiara ini yang selalu kami kampanyekan kepada anak-anak,
kepada anak-anak usia sekolah, mahasiswa dan lain sebagainya sebagai
sebuah pemahaman Pancasila Baru,” ujar Ketua Yayasan Rumah Anak
Pancasila, Juan Alexander Wake, dalam diskusi Pancasila bertajuk
Implementasi Nilai Pancasila untuk Pembentukan Generasi Z, di
Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasam(24/9/2024).
Juan menjelaskan gerakan lima mutiara tidak melenceng dari makna
falsafah Pancasila. Ia mencontohkan dalam sila pertama Pancasila dapat
dimaknai sebagai perasaan yang sama dirasakan seluruh masyarakat
Indonesia.
“Kita mempunyai adalah orang yang religius dan bertoleransi, dan
diikuti dan sebagainya,” jelasnya.
Selain itu, pada sila kelima dapat dimaknai sebagai budaya gotong
royong. Ia meyakini dengan pemahaman sederhana dari Pancasila ini
dapat diterima dengan mudah oleh generasi muda.
“Sehingga mereka bisa menyadari bahwa Pancasila itu bukan untuk
dihafalkan, tapi Pancasila adalah sebuah jiwa dari kita orang-orang
Indonesia,” bebernya.
Juan mengingatkan implementasi nilai-nilai Pancasila di kalangan anak
muda sangat penting. Sebab, generasi muda yang bakal mewujudkan
Indonesia Emas 2045.
“Jadi mungkin anak-anak usia sekolah termasuk mahasiswa yang sekarang
gitu. Karena Jadi mengapa diskusinya digelar ini sangat penting. Yang
kami lakukan di sini kami menanamkan ideologi,” ungkap dia.