Atas nama BNPT, Direktur Bidang Pencegahan Brigjen Pol Drs Hamidin, mengaku tak suka Islam dikaitkan dengan teroris. Menurutnya tidak ada relasi apapun, terutama dari sisi ajaran, yang bisa disimpulkan bahwa Islam sama dengan teroris. Bahkan, dalam banyak aksi terorisme di tanah air maupun di luar negeri, umat Islam justru menjadi korban dari aksi terorisme itu sendiri.
Pengaitan antara Islam dan terorisme menurutnya adalah akibat langsung dari pola terorisme yang menggunakan simbol-simbol Islam. Tak bisa dipungkiri bahwa terma inti ajaran Islam digunakan secara tidak bertanggung jawab oleh sekelompok orang yang gemar melakukan onar. Mereka dengan sengaja mencari legitimasi agama atas aksi kebiadaban dan dosa yang mereka lakukan.
Bagaimana tidak bisa disebut dosa, jika aksi yang mereka namakan Jihad -dengan terma Islam- membunuh sejumlah orang tidak bersalah alias korban sipil. Pelurusan terma Islam yang sudah diselewengkan itu menjadi tanggung jawab umat Islam. Aksi terorisme bukan bukan saja membahayakan keamanan nasional, tapi yang lebih parah merusak citra dan nama baik agama Islam.
Tuduhan terhadap BNPT yang menggunakan terorisme sebagai jargon untuk memusuhi Islam dibantah keras oleh Hamidin. Dia berpendapat perang melawan terorisme adalah bagian upaya negara menyelamatkan warganya. Secara logika pun sulit membayangkan BNPT yang delapan puluh persen berisi umat Islam, termasuk para pejabatnya, memusuhi agama mereka sendiri.
Apalagi fakta terorisme dengan labelisasi agama bukan khas fenomena Indonesia an sich. Terorisme telah menjadi fenomena global yang terjadi di banyak belahan dunia. Bahkan di wilayah Timur Tengah -sebagai pusat dan lahirnya peradaban Islam. Fenomena terorisme agama tidak terelakkan. Namun yang pasti, tidak ada satu ulama besar manapun di seluruh negeri yang menganggap terorisme adalah aksi yang dibenarkan.
Sekali lagi BNPT tidak mungkin dianggap sebagai musuh Islam. Selama inipun apa yang dilakukan BNPT adalah strategi soft approach kepada para pelaku teror. Konsep deradikalisasi yang dimiliki BNPT terlihat ampuh dan dianggap cara baru dalam penanganan terorisme di dunia internasional. Deradikalisasi adalah cara paling manusiawi dengan menjadikan para napi teroris sebagai kawan berdialog dan bertukar pikiran. Dengan begitu keyakinan keagamaan yang salah yang mereka pahami selama ini dapat diruntuhkan dengan meluruskan pemahaman keagamaan mereka itu sendiri.
Yang tak kalah penting dari semua itu adalah peran serta masyarakat. Dengan peran serta masyarakat kewaspadaan dan antisipasi terorisme dapat lebih mudah dilakukan. Karena BNPT sadar tanpa masyarakat lembaga penanggulangan teror ini bukanlah apa-apa dan siapa-siapa. Bersama Cegah Terorisme!!!