Kalsel Waspadai Simpatisan ISIS dan Ormas Radikal

Banjarmasin – Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Kalimantan Selatan (Kalsel), Komisaris Besar (Kombes) Pol Nasri mengatakan, adasekitar 20 orang yang dilaporkan menjadi simpatisan jaringan kelompok teror ISIS bersembunyi di wilayah itu. Munculnya simpatisan ISIS itu diduga karena pengaruh konflik di Marawi, Filipina dan juga ada dua ormas dengan paham radikali yang harus diwaspadai.

“Dari data yang dikumpulkan, di Kalsel ini ada dua Ormas yang terindikasi paham radikal, yang ajarannya bertentangan dengan Pancasila. Selain kelompok radikal ini juga ada simpatisan ISIS. Dari data yang ada, ada 20 orang simpatisan ISIS di beberapa wilayah di Kalsel,” kata Kombes Nasri kepada wartawan di Mapolda Kalimantan Selatan, Rabu (29/11/2017).

Sayangnya, Kombes Nasri enggan menyebutkan dua ormas radikalisme yang ada di daerah itu. Dia mengatakan, hadirnya ormas radikalisme dan simpatisan ISIS di wilayah Kalsel tak lepas dari pengaruh jaringan teroris Marawi, Filipina Selatan. Wilayah itu dijadikan mereka sebagai lokasi persembunyian baru.

“Nah dari kondisi ini kita melihat pengaruh dari luar yaitu adanya konflik di Marawi, Filipina, di mana tidak menutup kemungkinan kelompok ISIS yang sudah terdesak di sana melarikan diri dan bersembunyi di pulau Kalimantan melalui Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan masuk ke wilayah Kalimantan Selatan,” jelasnya.

Dikatakan, kelompok yang melarikan diri tersebut merupakan akibat dari kegiatan yang dilakukan Satgas Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang secara terus menerus melakukan kegiatan operasi di beberapa wilayah. Tidak menutup kemungkinan kelompok-kelompok ini merasa terdesak dan melarikan diri ke Wilayah yang Mereka anggap aman, dan Kalsel adalah salah satunya.

Seperti diketahui, Densus 88 telah beberapa kali mengamankan simpatisan ISIS di beberapa wilayah Indonesia. Pada Sabtu (11/11/2017), seorang simpatisan ISIS asal Banten, Abu Musad ditangkap Anggota Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Menado, Sulawesi Utara. Abu ditangkap saat akan menyeberang ke wilayah Filipina.

Kemudian, Senin (27/11/2017), Densus 88 bersama penyidik Polda Kalimantan Barat menangkap seorang warga negara Indonesia terduga teroris bernama Nurhadi di Ruang Tunggu Keberangkatan Internasional, Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat. Saat itu, dia hendak menunggu keberangkatan pesawat Air Asia Nomor Penerbangan AK-1029 untuk penerbangan ke Kuching, Malaysia.