Kalapas Sentul: Fasilitasi Komunikasi Strategi Lain Sambung Silaturahmi WBP, Keluarga, dan Petugas Lapas

Sentul – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sentul Sapto Winarno, Bc.IP, SH mengapresiasi tinggi kegiatan Fasilitasi Komunikasi atau Family Visit Keluarga Narapidana Terorisme yang digelar Sub Direktorat (Subdit) Bina Lapas Khusus Terorisme (Binlapsuster) Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kegiatan ini berlangsung di Lapas Kelas IIB Sentul, 27-28 November 2019.

“Acara ini merupakan segi pembinaan lain di Lapas, karena ini membuat sambung silaturahmi. Artinya menyambungkan antara keluarga dengan narapidana, keluarga dengan petugas Lapas, sehingga ini akan menjadi modal kami berkomunikasi dalam melakukan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Napi Terorisme ini,” ujar Sapto saat pembukaan Fasilitasi Komunikasi atau Family Visit antara Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Tindak Pidana Terorisme dengan keluarga di Lapas Sentul, Rabu (27/11/2019).

Karena itu, Sapto mengucapkan terima kasih kepada Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Deradikalisasi Prof. Dr. Irfan Idris, MA, dan Kasubdit Bina Lapas Khusus Kolonel Mar. Andy Prasetyo yang telah menginisasi dan bekerjas keras menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Komunikasi ini. Menurutnya, kegiatan Fasilitasi Komunikasi ini akan membuat tugas petugas Lapas lebih mudah dalam melakukan pembinaan terhadap para WBP.

Ia menjelaskan, di Lapas Sentul ini ia menjamin pembinaan yang dilakukan lebih baik daripada di Lapas-Lapas lain. “Kenapa? Karena pembinaan di sini lengkap. Mulai dari psikologi, ada tim psikologi secara khusus dan intens memberikan pembinaan. Kemudian wawasan keagaman dan wawasan kebangsaan,” ungkapnya.

Selain itu, kata Sapto, Lapas kelas IIB Sentul juga sudah mempunyai Balai Latihan Kerja (BLK) yang sangat bagus dalam menjalankan program pembinaan kerja atau kemandirian sehingga warga binaan keluar dari lapas punya skill.

“Diharapkan setelah keluar nanti mereka bisa mencarikan nafkah bagi dirinya sendiri maupun buat keluarganya, sehingga tidak kembali ke jaringan lamanya,” tutur Sapto.