Jakarta – Paham kekerasan dapat menjangkiti siapa saja tanpa terkecuali. Karena itu perlu adanya peran bersama dari seluruh komponen bangsa, baik pemerintah dan swasta untuk mencegah penyebaran paham kekerasan seperti radikalisme dan terorisme. Dalam hal ini pemerintah juga mendorong swasta untuk ikut berperan aktif dalam mencegah penyebaran paham kekerasan di tanah air.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis usai memberikan materi wawasan kebangsaan dalam acara Kalbe Security Summit dengan tema Perlindungan dan Pencegahan Dini Dari Paparan Paham Garis Keras di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Rabu (11/12/2019).
“Intinya bagaimana kita memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, kemudian bagaimana cara kita menghadapi bahaya radikalisme dan terorisme agar jangan sampai kemudian masuk ke indonesia apalagi sampai menyebar ke kalangan swasta,” ujar Deputi 1.
Hendri mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh Kalbe Farma ini. Pasalnya masalah radikal terorisme ini adalah masalah bangsa. Oleh sebab ia mendorong agar swasta yang lain juga membuat kegiatan seperti ini.
“Selama ini swasta sangat jarang disentuh terkait masalah radikal terorisme ini. Karena itu saya hadir dis ini untuk memberikan pengetahuan sehingga mereka bisa memahami masalah ini (radikal terorisme),” tutur mantan Dansatintel BAIS TNI ini.
Hendri juga menyampaikan agar para karyawan dan masyarakat pada umumnya melakukan crosscheck terlebih dahulu jika menemukan berita yang mecurigakan di media sosial (medsos).
“Paling utama adalah ketika mendapatkan informasi di medsos, tolong di kroscek dahulu atau saring sebelum sharing. Sehingga kita tidak ikut menyebarkan fitnah kalau ternyata itu adalah berita hoax,” katanya.
Senior Manager Eksternal Communication & CSR Kalbe Farma Hadi Nugroho menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Deputi I BNPT untuk memberikan materi dalam kegiatan Kalbe Security Summit ini.
“Dengan adanya kegiatan hari ini kami dapat memahami apa sih radikalisme dan lainnya yang bisa saja disekitar kita. Supaya kami bisa mengetahui bagaimana itu terjadi dan bagaimana mengatasinya,” ujar Hadi.
Sementara itu, Deputy Director Enseval Kalbe Farma Yuniati Rahmat mengungkapkan paparan yang disampaikan oleh Deputi I BNPT tadi dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk pembinaan SDM di perusahaan ke depannya.
“Hari ini kami jadi bisa belajar banyak tentang paham kekerasan. Karena itu kami akan hati-hati lagi dalam rekrutmen dan pembinaan SDM kami agar tidak terpapar hal-hal negatif yang kontra produktif untuk perusahaan. Kami juga akan tetap menjaga agar perusahaan kami tidak membeda-bedakan suku, budaya, agama dan lainnya,” tutur Yuniati.