Jika Intoleransi dan Radikalisme Tidak Dicegah Bersama 4 Pilar Kebangsaan Bakal Runtuh

Jika Intoleransi dan Radikalisme Tidak Dicegah Bersama 4 PilarKebangsaan Bakal Runtuh

Jayapura – Intoleransi dan radikalisme menjadi momok menakutkan dalam
merawat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika
intoleransi dan radikalisme tidak bisa dicegah bersama, terutama olah
TNI dan Polri sebagai garda terdepan, dan masyarakat secara umum, maka
empat pilar kebangsaan akan runtuh.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua,
Brigjen Pol. Patrige Renwarin, S.H., M.Si., kegiatan pembinaan
penanggulangan radikalisme dan intoleransi kepada Pegawai Negeri Polri
tahun anggaran 2024. Acara yang diadakan di Ballroom Hotel Maxone,
Jayapura, dengan mengusung tema pencegahan radikalisme dan
intoleransi.

Wakapolda Papua menegaskan pentingnya pencegahan radikalisme dan
intoleransi di lingkungan Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga
stabilitas dan keamanan negara. “Jika intoleransi dan radikalisme
tidak dicegah bersama, terutama oleh kita yang berada di garis depan
sebagai anggota TNI dan Polri, maka empat Pilar Kebangsaan yang
menjadi fondasi negara kita akan runtuh,” ujar Brigjen Renwarin.

Acara ini turut dihadiri oleh Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda)
Polda Papua, Kombes Pol. Drs. Yosi Muhamartha, serta para Pejabat
Utama (PJU) dan Kepala Bagian (Kabag) SDM Jajaran Polda Papua. Para
pemateri yang hadir termasuk Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) Provinsi Papua, Ketua Bidang Fatwa MUI Provinsi Papua, dan
Kasatgaswil Papua Densus 88 AT Polri, Kombes Pol. I Putu Gede Surya
Putra Mustika, beserta tokoh agama Kristen dan Hindu.

Dalam paparannya, Brigjen Renwarin juga menekankan bahaya besar yang
muncul jika TNI dan Polri mulai disusupi oleh agen-agen atau kelompok
radikal.

“Kekuatan kita sebagai institusi keamanan negara akan melemah secara
perlahan,” ujarnya. Ia juga menyoroti kesalahpahaman umum yang sering
mengaitkan radikalisme dengan agama tertentu, khususnya Islam.
“Radikalisme bukan hanya terkait dengan satu agama. Banyaknya kasus
yang melibatkan umat Muslim menimbulkan kesalahpahaman ini, dan hal
ini perlu kita luruskan bersama,” tambahnya.

Wakapolda berharap agar TNI dan Polri dapat terus memperkuat kerjasama
tim dalam menghadapi berbagai ancaman di masa depan. Ia mengingatkan
seluruh anggota untuk waspada terhadap rekan-rekan yang menunjukkan
perilaku mencurigakan dan segera mengambil tindakan untuk mencegah
infiltrasi radikalisme. “Kita adalah benteng terakhir yang menjaga
keutuhan bangsa dan negara,” tutup Brigjen Renwarin.