photo by: sidomi.com

Jihad Tepat Untuk Ramadhan Hebat

Memasuki bulan ramadhan kali ini, berbagai harapan akan kebaikan bermunculan, baik secara personal maupun dalam kelompok komunal. Bulan Ramadhan memang masuk dalam kategori bulan istimewa bagi umat Islam, karena dalam bulan ini segala kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya, dan demikian halnya pula dengan keburukan; semuanya dilipatgandakan. Berbagai ujaran yang mendorong perbaikan diri gencar disebarkan demi menyambut Ramadhan, Meski tidak dapat dipungkiri, di luaran sana ada pula kelompok tertentu yang justru memanfaatkan momen Ramadhan untuk menyebar propaganda permusuhan dan perpecahan.

Bahan utama yang dijadikan sajian propaganda masih berkutat seputar tema jihad, tentu jihad yang dimaksud di sini adalah pemahaman jihad yang telah ‘dipermak’ agar tetap tampak seolah jihad, padahal sebenarnya jahat.

Di minggu lalu saja, dunia maya mulai sesak dengan banyaknya propaganda yang mengajak umat Islam untuk menyambut Ramadhan dengan jihad yang jahat, yakni jihad yang ditujukan untuk membuat permusuhan dan kehancuran. Propaganda itu dikemas sedemikian rupa, sehingga jika tidak waspada, banyak orang akan termakan bualan ini.

Kelompok radikal tampak sangat serius menggarap dunia maya dan momen Ramadhan untuk menyebarkan ajaran-ajaran kekerasan. Dua minggu yang lalu, kelompok radikal bermain dengan isu anak-anak dan pendidikan. Hal itu dilakukan dengan menyebarkan video propaganda berisi anak-anak Indonesia sedang melakukan latihan ala militer di Suriah dan Irak. Mereka adalah anak-anak yang disiapkan untuk menjadi pasukan kelompok teroris ISIS.

Setelah itu tema yang diangkat sebagai bahan propaganda adalah terkait pendidikan, utamanya dengan menyatakan bahhwa sistem pendidikan jauh lebih baik di negeri khilafah. Dalam sistem pendidikan di negeri ‘yang katanya’ khilafah itu anak-anak diajarkan bukan saja untuk mengerti agama, tetapi juga lihai untuk berperang dan membunuh para kafir.

Kini, memasuki bulan Ramadhan, kelompok radikal mengemas tema jihad sebagai ‘jalan masuk’ untuk mempengaruhi masyarakat agar semakin mempertebal garis pembeda antara ‘kita’ dan ‘mereka’. Hal ini dilakukan misalnya, dengan menyatakan bahwa yang utama adalah perang melawan kafir, menolak pemimpin (kota/negara) kafir, dst. Ini tentu berbahaya dan rawan disalahgunakan.

Jihad yang utama adalah jihad untuk memperbaiki diri sendiri, bukan usil dengan urusan orang lain. Namun sayangnya, belakangan model beragama usil ini yang sepertinya justru sengaja dikembangkan oleh sebagian orang. Mungkin, beragama secara tenang dan tentram kurang seru untuk kelompok-kelompok itu.

Mari sambut Ramadhan tahun ini dengan jihad yang benar, yakni jihad dalam arti bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri dengan menjauhi segala keburukan yang mungkin masih sering dilakukan. Mari mengisi Ramadhan dengan memperbanyak ibadah, bukannya mengumbar marah dan membuat orang lain susah.

Selamat berjihad!