Jakarta – Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) melakukan pola perekrutan teroris muda melalui pondok pesantren sejak 9 tahun lalu. Para santri yang dipilih kemudian dilatih secara khusus dengan gaya militer.
“Perekrutan generasi muda JI sejak tahun 2011,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Senin (28/12/2020).
Menurut Argo, puluhan teroris muda yang sudah direkrut lalu dilatih secara khusus di beberapa lokasi berbeda. Berdasarkan pemeriksaan terhadap narapidana teroris Joko Priyono alias Karso, ada 12 lokasi pelatihan yang salah satunya di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
Mereka mengajarkan para teroris muda cara bela diri, menggunakan senjata tajam dan api hingga merakit bom.
“Pak Karso ini merekrut dan juga merekrut pelatih. Ada 8 pelatih yang direkrut Pak Karso, ini digunakan untuk melatih murid (teroris muda),” ungkap Argo.
Argo menyebut ada 96 teroris muda yang sudah direkrut. Mereka sebagaian besar juga telah diberangkatkan ke Suriah, sementara sisanya berhasil ditangkap sebelum diberangkatkan.
“Dari 96 ini yang kemudian berangkat ke Suriah ada 66. Dan tentunya kenapa 66? Kenapa nggak 96? Karena ada beberapa yang sudah kita lakukan penangkapan,” kata dia.
Argo juga membeberkan hasil penelurusan soal pendanaan jaringan teroris JI. Kelompok ini mengumpulkan uang ratusan juta untuk memberangkatkan para teroris muda ke Suriah.
“Sekitar Rp300 juta untuk memberangkatkan ke Suriah untuk 10 sampai 15 orang (teroris muda),” ujar Argo.