JI Membubarkan DIri, Pengamat: Potensi Teror Masih Besar, Terutama
Pendukung ISIS

Jakarta -Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) dalam sebuah video
viral menyatakan membubarkan diri. Poin-poin pembubaran itu
ditandatangani oleh 16 tokoh utama JI di sebuah hotel di Sentul
beberapa hari lalu. Kabarnya tidak hanya 16 tokoh yang hadir, tapi ada
puluhan bahkan ratusan tokoh JI hadir dalam acara itu.

Pengamat terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak
mengatakan, meski JI sudah menyatakan pembubaran diri sebagai
organisasi, tetapi potensi aksi teror dari faksi-faksi internal yang
tidak sepakat dengan keputusan itu dianggap masih menjadi ancaman.
“Potensi teror masih ada terutama dari sel-sel jihad pendukung ISIS
yang masih menganggap pemerintah sebagai taghut dan kafir,” kata Zaki
Mubarak dikutip dari Kompas.com Senin (8/7/2024).

Zaki mencontohkan aksi teror dari kelompok pendukung ISIS yang terjadi
di Malaysia pada Mei lalu diduga masih terafiliasi dengan JI. Maka
dari itu Zaki berharap aparat penegak hukum tidak mengendurkan
pengawasan terhadap sel-sel teroris yang bergerak dalam skala kecil.

“Di Indonesia, potensi mereka melakukan serangan teror masih mungkin
terjadi. Repotnya, karena mereka berupa sel-sel kecil, lebih sulit
untuk dideteksi,” ucap Zaki.

Zaki menyampaikan, dalam 1 dasawarsa belakangan JI mengubah taktik
gerakan mereka dari aksi kekerasan menjadi dakwah, membangun sumber
daya manusia para anggota, penguatan ekonomi, dan latihan militer para
kadernya.

Meski begitu, Zaki menilai potensi aksi kekerasan dari kelompok
internal yang menolak pembubaran JI masih sangat mungkin terjadi di
masa mendatang jika mereka menganggap sudah mempunyai kekuatan cukup.

“Untuk jangka pendek, JI belum menjadi ancaman. Tapi nanti kalau sudah
kuat, akan membahayakan,” ucap Zaki.

JI dibentuk oleh Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar pada 1993.
Mereka memiliki landasan ideologi dari gerakan Negara Islam Indonesia
(NII) pimpinan Kartosuwiryo yang didirikan pada 1948, dan bercita-cita
mendirikan negara Islam di Asia Tenggara.

Kelompok JI kemudian berafiliasi dengan organisasi teroris Al Qaeda,
dan menjadi dalang sejumlah aksi teror bom di Tanah Air. Jejak aksi
teror JI yakni bom di gereja-gereja di 13 kota pada malam Natal tahun
2000, bom Bali I pada 12 Oktober 2002, teror bom Hotel JW Marriott di
Mega Kuningan-Jakarta pada 5 Agustus 2003. Kemudian aksi teror bom
Bali II pada 1 Oktober 2005, dan bom Hotel JW Marriott dan Ritz
Carlton di Mega Kuningan-Jakarta pada 17 Juli 2009.

Setelah itu, satu-persatu petingginya ditangkap aparat kepolisian
dalam sejumlah operasi. Deklarasi pembubaran JI disampaikan di Bogor,
Jawa Barat, pada 30 Juni 2024 lalu