Jet Tempur Rusia Bombardir Markas ISIS di Gurun Suriah

Jet Tempur Rusia Bombardir Markas ISIS di Gurun Suriah

Damaskus – Pesawat jet tempur Rusia meluncurkan puluhan serangan udara yang menargetkan markas militan ISIS di Gurun Suriah.

Dikutip dari BBC, Kamis (25/2/2021), Operasi udara ini dilakukan untuk membantu pasukan keamanan Suriah untuk mengamankan jalan antara Homs dan Deir al-Zour.

Militan ISIS telah melakukan serangkaian penyergapan mematikan dan serangan tabrak lari di wilayah tersebut baru-baru ini.

Terbaru pada Rabu (24/2/2021), serangan ISIS dilaporkan telah mengakibatkan terbunuhnya 9 tentara.

Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris memantau perang di Suriah melalui jaringan sumber, mengatakan telah ada 3 orang lainnya tewas pada Selasa (23/2/2021), ketika ranjau darat yang ditanam oleh ISIS meledak di gurun dekat ak-Mayadeen, di tenggara Deir provinsi al-Zour.

Syria TV, saluran TV pemerintah juga mengatakan bahwa jet Rusia menyerang posisi ISIS di gurun wilayah Badiya sebagai bagian dari perlawanan oleh pasukan dan militan. Namun, media pemerintah Suriah tidak menyebutkan operasi yang dilaporkan tersebut.

ISIS pernah menguasai 88.000 Km persegi wilayah yang membentang dari Suriah barat hingga Irak timur dan memberlakukan aturan brutalnya pada hampir 8 juta orang.

Terlepas dari kekalahan teritorial ISIS di Irak pada 2017 dan Suriah pada 2019, para ahli PBB memperkirakan bahwa lebih dari 10.000 militan tetap aktif di kawasan itu.

Mereka diatur dalam kelompok-kelompok kecil yang bersembunyi di gurun dan daerah pedesaan, dan dapat bergerak melintasi perbatasan yang tidak terlindungi.

Kepala anti-terorisme PBB, Vladimir Voronkov, memperingatkan pada pekan lalu “sisa-sisa (anggota ISIS) yang cukup besar ini dinilai sebagai ancaman besar, jangka panjang dan global”.

Dalam perkembangan terpisah pada Rabu (24/2/2021), polisi Turki mengatakan mereka telah menangkap 2 anggota senior ISIS di Ankara dan membebaskan seorang gadis berusia 7 tahun dari minoritas Yazidi Irak yang ditahan.

Salah satu tersangka diidentifikasi sebagai mantan perwira militer Irak.