Jerman Tangkap 2 Anggota ISIS yang Rencanakan Serangan Teror

Jerman – Polisi Jerman, pada Selasa (19/2/2024), menahan dua warga Afghanistan atas tuduhan merencanakan serangan di dekat parlemen Swedia sebagai pembalasan atas pembakaran kitab suci Al-Qur’an. Mereka disebut sebagai pendukung teroris ISIS.
Kantor kejaksaan federal mengatakan bahwa para tersangka, yang diidentifikasi sebagai Ibrahim M.G. dan Ramin N, ditahan di kota Gera di negara bagian Thuringia.
Para pria tersebut hanya diidentifikasi berdasarkan nama depan dan inisial mereka, sesuai dengan undang-undang privasi Jerman.
Jaksa mengatakan, afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan (ISPK) menugaskan kedua tersangka pada pertengahan 2023 untuk melakukan serangan di Eropa, sebagai respons terhadap pembakaran Al-Qur’an di Swedia.
“Pasangan tersebut berencana membunuh petugas polisi dan orang lain yang bersenjata di Stockholm di kawasan parlemen Swedia,” kata jaksa, dikutip DW, Selasa (19/3).
Para tersangka juga disebut telah melakukan persiapan nyata untuk melancarkan serangan, termasuk melakukan penelitian online terhadap lokasi tersebut. Namun, mereka gagal mendapatkan senjata dan serangan itu tidak pernah terwujud.
Menurut keterangan jaksa, Ibrahim M. G. bergabung dengan afiliasi ISIS pada Agustus 2023. Di Jerman, ia dan Ramin N. telah mengumpulkan sumbangan sekitar 2 ribu euro (sekitar Rp34 juta) untuk milisi tersebut.
Mereka dicurigai melakukan sejumlah kejahatan, termasuk memberikan dukungan kepada organisasi teroris, konspirasi untuk melakukan kejahatan, dan pelanggaran terhadap undang-undang perdagangan.
Aktivis anti-Islam telah melakukan serangkaian pelecehan terhadap Al-Qur’an di depan umum di Swedia, sehingga memicu kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia.
Pada Oktober, seorang pria bersenjata membunuh dua penggemar sepak bola Swedia di ibu kota, Brussels.
Dikutip dari Associated Press, pihak berwenang Swedia telah meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat tertinggi kedua pada Agustus. Mereka khawatir akan terjadinya eskalasi seperti yang dihadapi Denmark pada 2006, menyusul penerbitan karikatur Nabi Muhammad di surat kabar. Konsulat dan kedutaan Denmark dibakar dan para kartunis tersebut menghadapi ancaman pembunuhan dari kelompok ISIS.