Munich – Presiden Jerman memperingatkan bahwa terorisme sayap kanan tetap menjadi masalah di negara Jerman saat ia memperingati 40 tahun sejak serangan Neo Nazi di acara Oktoberfest yang diselenggarakan di Munich.
“Ekstremisme sayap kanan memiliki akar yang dalam di masyarakat kita,” kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada acara peringatan di Munich hari Minggu (27/9), dikutip dari Euronews.
Tiga belas nyawa tewas dalam pengeboman pada 26 September 1980 dan lebih dari 200 orang terluka.
“Mari kita jaga memori Munich tetap hidup, termasuk kesalahan yang telah dibuat. Hanya mereka yang tahu kesalahan mereka yang bisa memperbaikinya,” tambah Steinmeier.
Penyelidik pertama kali mengatakan bahwa orang yang melakukan pengeboman, Gundolf Köhler, memiliki motif pribadi untuk penyerangan tersebut meskipun ia telah dilatih dengan milisi Neo Nazi.
Investigasi kemudian dibuka kembali dan pada Juli 2020 oleh jaksa sampai pada kesimpulan bahwa pelaku dimotivasi oleh ekstremisme sayap kanan.
Jerman telah menyaksikan sejumlah serangan yang didorong oleh aksi anti-Semitisme dan ideologi sayap kanan dalam beberapa tahun belakangan ini.
Pada bulan Februari, seorang ekstremis sayap kanan melakukan penembakan massal hingga menewaskan sembilan orang di dua bar shisha di Hanau.
Dan pada Oktober tahun lalu, seorang ekstremis sayap kanan mencoba memasuki sinagoga di Halle, menewaskan dua orang dan menyiarkan serangan itu secara daring.
Steinmeier mengatakan bahwa pelaku sayap kanan ini tidak mengganggu melainkan bagian dari jaringan yang perlu diselidiki.
Jerman telah melarang beberapa kelompok sayap kanan ini baru-baru ini. Pada bulan Juni, polisi melakukan penggerebekan di empat negara bagian setelah pemerintah melarang kelompok Neo Nazi.