Riau – Jenazah Wahyu Firmansyah (29), terduga teroris asal Jambi yang ditembak mati aparat Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, diserahkan Polres Pelalawan kepada keluarganya di Desa Teluk Pandan Rambahan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, Minggu (9/2/2020). Jenazah Wahyu tiba di Teluk Pandan Rambahan, Minggu subuh dan langsung dimakamkan.
Kapolsek Tebo Ulu Iptu Iswahyudi yang turut menyaksikan penyerahan jenazah mengatakan, pihak keluarga telah menerima jenazah Wahyu dengan lapang dada dan disertai isak tangis.
“Tidak ada anggota keluarga yang menolak kehadiran jenazah Wahyu Firmansyah. Mereka menerima Wahyu dengan isak tangis. Warga desa juga banyak yang datang melayat,” ujar Iswahyudi, dikutip beritasatu, Minggu (9/2).
Wahyu yang diduga masuk jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jambi ditembak mati aparat Densus 88 Anti Teror dalam suatu penyergapan di atas kapal ponton penyeberangan di Sungai Kampar, Desa Kuala Tolam, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (6/2/2020).
“Wahyu Firmansyah terpaksa ditembak karena melakukan perlawanan dengan melemparkan bom pipa ke arah polisi. Ia meninggal di lokasi kejadian, sedangkan seorang anggota polisi yang terkena lemparan bom pipa mengalami luka,” jelas Iswahyudi.
Sementara Kepala Desa Teluk Pandan Rambahan Razali mengatakan, Wahyu termasuk warga yang baik di desanya. “Ia ramah, rajin sembahyang dan tidak pernah terkait masalah apa pun di desa kami. Karenanya kami kaget ketika mendapat kabar Wahyu mati ditembak karena diduga terpapar terorisme,” kata Razali.
Terpisah, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Tebo Zaharudin meminta masyarakat setempat tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa. “Kasus Wahyu kita serahkan sepenuhnya pada aparat keamanan. Mari tingkatkan kegiatan keagamaan dan tangkal radikalisme agar tak ada lagi warga masyarakat kita terpapar radikalisme,” ujarnya.