Jelang Ramadan, Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Ancaman Aksi Terorisme

Jakarta  – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengapresiasi penangkapan terduga teroris JI di Lampung Utara oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Menurutnya itu adalah tindakan pencegahan keras dengan menangkap pelaku teroris sebelum melakukan aksi.

“Lebih baik dicegah, jangan sampai mereka melakukan amaliyah teror,” kata Ken, Rabu (8/2/2023).

Ken mengatakan, pihak aparat agar selalu meningkatkan kewaspadaan, apalagi menjelang bulan suci Ramadan tahun ini.

“Biasanya, para pelaku teror akan melancarkan aksinya di bulan suci tersebut karena dianggap jihad yang lebih utama, amaliah teror mereka akan diganjar pahala berlipat ganda,” ujarnya.

Ia menyebut beberapa aksi teror dan ledakan bom mengusik keamanan di akhir Ramadan 2019 silam. Seperti bom meledak di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kemudian bom panci meledak di Kampung Melayu, Jakarta Timur tiga hari sebelum bulan Ramadhan 2017 silam. Peristiwa ini, lima orang yang terdiri dari dua pelaku dan tiga anggota kepolisian meninggal dunia.

Selain itu, bom bunuh diri di Gereja Surabaya yakni beberapa hari sebelum Ramadan tahun 2018 lalu, akibatnya sebanyak 13 orang tewas dan puluhan luka-luka setelah serangan bom bunuh diri di gereja tersebut.

“Tidak hanya itu saja, Kelompok teroris menabrak anggota Provost Polda Riau pada 16 Mei 2018 lalu atau sehari sebelum bulan Ramadan. Pelaku menggunakan Toyota Avanza dan menerobos gerbang. Kejadian tersebut, membuat satu orang anggota Provost terkapar dan dua wartawan terluka,” sebutnya.

Menurutnya, masyarakat harus waspada akan serangan teroris yang tak jarang melakukan pengeboman di tempat umum.

“Para pelaku teroris, sengaja mengambil momen jelang Ramadan karena mereka cari perhatian dan unjuk kekuatan di kalangan masyarakat. Mereka ingin tetap eksis dan menunjukkan tajinya di hadapan warga,” pungkasnya.