Jelang Pemilu, Masyarakat Diimbau Waspadai Ancaman Radikalisme di Ruang Digital

Ternate – Masyarakat harus mewaspadai ancaman radikalisme di berbagai
ruang digital, terutama dalam momentum Pemilihan Umum (Pemilu) secara
serentak pada tahun 2024. Imbauan itu disampaikan Kepolisian Daerah
(Polda) Maluku Utara (Malut).

“Seringkali menjadi periode sensitif dimana radikalisme dapat kembali
muncul, Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pendapat politik,
ketegangan sosial, dan perasaan ketidakpuasan yang dapat dimanfaatkan
oleh kelompok-kelompok radikal,” kata Kabid Humas Polda Malut, Kombes
Pol Michael Irwan Thamsil di Ternate, Kamis (23/11/2023).

Untuk itu, kata Michael, Polda Malut mengimbau kepada masyarakat harus
tetap waspada terhadap gerakan radikalisme menjelang Pemilu 2024
tersebut.

“Pelaksanaan pemilu adalah saat-saat penting dalam kehidupan demokrasi
suatu negara, dan gerakan radikalisme dapat mengancam stabilitas
politik, toleransi, dan juga keamanan,” ujarnya.

Michael juga menjelaskan bahwa radikalisme di ruang digital dapat
mengacu pada penyebaran ideologi radikal, berita palsu (hoax),
retorika berbahaya, atau tindakan ekstremisme melalui platform online
seperti media sosial, situs web, dan aplikasi pesan.

Lanjutnya, kelompok radikal dapat memanfaatkan media sosial dan
platform online untuk menyebarkan hoax, berita palsu dan propaganda
yang dirancang untuk mempengaruhi pemilih dan menciptakan
ketidakpercayaan terhadap proses pemilu.

“Untuk itu, dalam upaya penangkalan terhadap radikalisme di ruang
digital, kami mengimbau kepada masyarakat Maluku Utara untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap konten-konten radikalisme,” katanya.

Kabid Humas menegaskan bahwa pemilu merupakan waktu yang krusial untuk
menjaga stabilitas Negara dan mengajak bersama-sama kita kawal pemilu
ini sehingga dapat berjalan dengan aman dan damai dan demokratis.

Sebelumnya, Polda Malut melalui Dit Binmas bersama jajaran secara
serentak menggelar Operasi Bina Waspada dalam rangka memberikan rasa
aman kepada masyarakat dalam mengantisipasi radikalisme dan anti
Pancasila.

Selain itu, Kabid Humas menjelaskan, tujuan operasi ini digelar untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat dalam rangka
mencegah paham radikalisme dan anti pancasila yang di sebarkan oleh
kelompok teroris yang bisa mengakibatkan pertikaian dan konflik.