Jakarta – Seiring makin dekatnya Pemilu 2024, Pengurus Besar Forum Ulama dan Aktivis Islam (PB Formula) menggelar Simposium Kebangsaan “Mewujudkan Indonesia Adil, Makmur, Sejahtera, dan Bermartabat” di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Senin (9/10/2023).
Ketua Panitia Dewie Yasin Limpo menjelaskan, Simposium Nasional Resolusi Kebangsaan ini digelar karena pemahaman masyarakat atas nilai-nilai kebangsaan sudah semakin menurun.
“Kita menyaksikan banyaknya permasalahan bangsa ini seperti radikalisme, separatisme, penyebaran berita bohong (hoaks), dan ancaman perpecahan terus mengintai masyarakat dan bangsa Indonesia,” ujar Dewie dalam keterangannya, Senin (9/10/2023).
Dia menyatakan, dalam konteks demokrasi banyak sekali perilaku yang tidak dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang memadai, sehingga hanya menghasilkan model demokrasi prosedural saja setiap lima tahun sekali.
“Demokrasi juga sarat dengan distorsi ketika nilai-nilai wawasan kebangsaan diabaikan para elit,” ucap dia.
Sebagai garda terdepan penjaga peradaban, menurut dia, ulama dan aktivis harus berada pada posisi terdepan dalam menjadi solusi permasalahan bangsa ini.
“Ulama sudah seharusnya berperan sebagai perekat umat dan bangsa dengan kontribusi keulamaan dan keteladanan moralitasnya sekaligus sebagai pengontrol dan penyampai kritik sosial konstruktif terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah yang dipandang perlu diluruskan dan ditingkatkan,” kata Dewie.
Namun, menurut dia, kondisi ulama saat ini masih terpecah-pecah oleh situasi politik yang menambah kerumitan situasi ini.
“Padahal, peran ulama sangat strategis memberikan penyadaran dan pemahaman tentang pentingnya kondisi bangsa yang penuh kasih dan toleran,” sambungnya.
Ulama diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk tidak terpecah belah. Dari situlah maka dibutuhkan sebuah resolusi kebangsaan membawa ke situasi yang kembali dicita-citakan bersama.