Pangkalpinang – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah tinggal beberapa
bulan lagi. Eroria politik dalam pemilihan presiden dan wakil
presiden, serta wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah
memanas. Perang slogan dan propaganda politik pun telah menggelora di
seantero Nusantara.
Namun ada yang perlu diwaspadai dengan kondisi itu, yaitu propaganda
radikalisme yang selalu memanfaatkan ‘keramaian’ untuk menyebarkan
paham kekerasannya. Hal itulah yang menjadi dasar Forum Komunikasi
Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mewaspadai aksi propaganda radikalisme jelang Pemilu. Pasalnya,
radikalisme dinailai bisa mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024 di Negeri
Serumpun Sebalai itu.
“Kita tidak boleh lengah dan tetap mewaspadai kelompok-kelompok yang
melakukan propaganda radikalisme, terorisme untuk mengganggu pemilu
tahun depan,” kata Ketua FKPT Provinsi Kepulauan Babel Sri Wahyuni di
Pangkalpinang, Rabu (18/10/2023).
Ia mengatakan dalam menghadapi tahun politik menuju Pemilu 2024, ada
kelompok-kelompok akan melakukan aksi-aksi propaganda baik secara
online maupun ofline, berupa ajakan ketidaksetujuan kepada pemerintah,
ajakan tidak mengikuti pemilu dan menyebarkan berita hoax yang
mengandung SARA.
“Sepanjang kelompok ini tidak melakukan hal-hal yang dianggap akan
mengganggu ketertiban masyarakat, maka masih bisa tolerir namun kalau
sudah menimbulkan keresahan maka ditindak tegas aparat hukum dan
negara,” ujarnya.
Menurut dia potensi radikalisme di Kepulauan Babel menjelang pemilu
harus tetap di waspadai, meskipun secara umum kondisi di Babel
kondusif namun pemerintah tidak boleh terlena, karena paham seperti
ini siapa saja bisa terpapar apalagi mengatas namakan agama.
“Sampai sejauh ini secara terang-terangan belum ada kasus radikalisme
intoleransi, namun kelompok ini terdeteksi secara berkelompok di
tempat-tempat tertentu dan belum menjadi perhatian khusus masyarakat,”
katanya.
Ia berharap masyarakat Bangka Belitung yang sangat identik dengan
toleransi dalam kehidupan sehari-hari agar selalu waspada dan cerdas
dalam menyikapi persoalan, lebih peduli dan diteksi dini bila ada
hal-hal yang dianggap dapat mengganggu.
“Kami terus bersinergi dengan petugas dari tingkat RT, babinsa dan
bhabinkamtibmas untuk mewaspadai kelompok-kelompok radikal ini. Jangan
masyarakat terprovokasi dan terpapar paham-paham radikalisme ini,”
pungkasnya.