Surabaya – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, jajaran pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan silaturahmi ke Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang berada di Ds. Tenggulun, Kec. Solokuro, Kab Lamongan, pada Jumat (03/05/2019) siang. Silaturahmi tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs Suhardi Alius, MH.
Seperti diketahui, YLP ini berisikan para mantan napi teroris dan mantan kombatan dalam kasus terorisme. Yayasan ini dipimpin oleh Ali Fauzi Manzi yang tak lain adalah adik kandung dari terpidana seumur hidup Ali Imron serta terpidana mati Muklas alias Ali Gufron dan Amrozi dalam kasus bom Bali I.
Usai dari YLP, Kepala BNPT dan rombongan juga melakukan silaturahmi kepada terpidana 20 tahun penjara dalam kasus yang sama, Umar Patek, yang sedang menjalani masa pidanaya di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Kab. Sidoarjo.
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius menjelaskan silaturahmi ke YLP ini sendiri merupakan upaya dirinya dalam membangun rasa kekeluargaan dengan mantan napiter seiiring memasuki bulan Ramadan, dimana menurutnya kekeluargaan ini harus tetap dijaga dan kedepannya tetap memberikan manfaat positif dalam upaya penanggulangan terorisme.
“Mereka adalah mantan napiter yang sudah baik, beserta keluarganya dan menjadi saudara-saudara kita, dan ini dalam rangka menyambut Ramadan. Kekeluargaan harus kita jaga dan sekarang sudah luar bisa sekali apa yang dilakukan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian untuk menyebarkan paham-paham moderat, bahkan banyak sekali mantan-mantan napiter yang di jemput, masuk di rumah singgah disini bahkan diberikan akses ekonomi,” ujar Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius usai melakukan kunjungan tersebut.
Kepala BNPT berharap apa yang telah dilakukan oleh YLP ini bisa menjadi embrio yang bagus karena YLP ini telah menjadi rujukan dan role model oleh dunia internasional. “Inilah contoh yang harus kita gelorakan di Republik ini, sehingga yang dulu tidak mengenal nasionalisme dan kebangsaan, sekarang mereka cinta NKRI dan mau menjadi ambassador kita atau duta kita,” ungkap alumni Akpol tahun 1985 ini
Lebih lanjut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini menjelaskan, terorisme itu ibarat virus yang sangat mematikan, yang mana dibutuhkan metode dan vaksin khusus dalam melawan dan menangkal virus tersebut. Dimana dirinya melihat bagaimana hulu masalah terorisme ini berada. Dirinya menganalogikan dengan penyakit, masalah terorisme adalah virus, virus yang mematikan.
“Bagaimana melemahkan virus itu? Tentu dengan vaksin. Vaksin adalah virus yang telah dijinakan, lebih bermanfaat ketika dia ikut sama-sama, paling efektif adalah kita menggunakan mantan-mantan teroris yang sudah sadar, untuk menyadarkan semuanya. Mudah-mudahan ini lebih bermanfaat ketimbang kita sendiri yang mereka anggap berseberangan, metode ini yang terus kita sebarkan ke seluruh dunia,” ungkap mantan Kabareskrim Polri ini
Lebih lanjut Kepala BNPT menjelaskan bagaimana saat ini Ds. Tenggulun dan Sei Mencirim menjadi contoh dan tempat pembelajaran bagi dunia terkait deradikalisasi. Dimana menurutnya, dunia yang selama ini tidak percaya hal itu bisa terlaksana, tetapi berhasil dan bisa berfungsi di Indonesia.
“Kalau hari Rabu kemarin, saya melihat saudara-saudara kita di (Pondok Pesantren) Al-Hidayah, Sei Mencirim, Deli Serdang, maka hari ini (Jumat) kita bersama lagi mengunjungi saudara kita di Yayasan Lingkar Perdamaian di Tenggulun. Kami di depan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), dimanapun saya diundang di seluruh dunia, selalu kami bawakan masalah Tenggulun dan Sei Mencirim ini,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini
Untuk itu menurutnya jangan heran jika banyak pejabat-pejabat dari negara asing, media-media dari negara asing pada datang ke dua lokasi ini untuk melihat itu semuanya.
“Hal yang dikatakan tidak mungkin dilaksanakan, ternyata berfungsi di Indonesia, bagaimana kita merubah mindset dari teroris menjadi orang-orang yang baik, diberikan kesempatan dengan kontribusi secara terintegrasi dengan seluruh yang ada, bukan cuman pemerintah, juga masyarakat, dan juga seluruh LSM atau civil society organization bekerja sama untuk membina itu semua,” ungkapnya.
Selain itu Suhardi juga menyinggung peran dari berbagai Kementerian dan Lembaga (K/L) lainnya dalam membantu program-program deradikalisasi yang dimiliki BNPT. Dimana menurutnya K/L tersebut akan untuk ikut serta untuk membantu program yang dijalankan BNPT dalam menangani masalah terorisme ini.
“Sekarang Kementerian PUPR akan membangunkan Rusunawa untuk kita, kita hanya perlu mencarikan lahannya saja. Banyak kementarian yang lain yang ingin berkontribusi, seperti di Sei Mencirim, Kementerian Pertanian akan memberikan bibit-bibit, baik itu pohon-pohonan, bibit ayam, sehingga ada mata pencaharian dari teman-teman ini, betul-betul hidup berdampingan, tidak ada lagi perasaan seperti termarjinalkan,” ungkapnya.
Sementara saat mengunjungi Umar patek di Lapas Porong Kepala BNPT menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya bersama jajarannay ini adalah bukti kehadiran negara dalam program deradikalisasi. Dimana bagi para napiter maupun mantan napiter yang sudah bertobat akan diberikan bantuan sehingga nantinya akan mempermudah mereka kedepannya.
“Ini kita buktikan pada bapak Umar Patek bahwa negara hadir, negara hadir dalam rangka program deradikalisasi. Karena salah satu program pokok BNPT adalah deradikalisasi, bagaimana teman-teman yang sudah kembali, baik itu di dalam dan di luar lapas, akan kita rangkul dengan baik,” ungkap Suhardi.
Sementara itu apresiasi diutarakan oleh Ali Fauzi Manzi yang juga Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian. Ali menilai upaya dan metode yang dilakukan BNPT dengan melakukan pendekatan lunak (soft approach) sukses terlaksana.
“Akar terorisme tidak tunggal dan bahkan saling berkaitan, oleh karenanya penanganannya tidak boleh tunggal, harus banyak aspek, perspektif dan metodologi, BNPT hadir kesini dengan membawa resep dan obat-obat yang bagi saya sangat tepat,” ucapnya.
Menurutnya, kehadiran kawan-kawannya para mantan napiter dan kombatan telah memberikan dampak yang cukup besar. Yang dulu memiliki kebencian kepada aparat TNI, Polri dan negara, sekarang ini kebencian itu mulai terkikis dan menghilang.
“Sekarang bisa dilihat bagaimana keakraban para mantan napiter dan mantan kombatan dengan aparat negara, Kedepan harus lebih kita tingkatkan lagi,” ucapnya
Hal senada juga diungkapkan Umar Patek, dimana ia berterima kasih dengan apa yang telah dilakukan BNPT, dimana menurutnya BNPT selama ini tetap setia mendampinginya, meskipun masih banyak masyarakat yang mengucilkannya.
“Saya berterima kasih kepada Kepala BNPT dan jajarannya, yang bersedia hadir menemui seorang pendosa, yang telah berbuat onar di negeri ini. Saya merasakan kalau saya tidak sendirian, ditengah banyaknya aktivis Islam dan masyarakat yang mengucilkan saya. Disini saya memiliki teman dan sahabat-sahabat yang memperhatikan sehingga saya merasa tidak sendirian, Alhamdulillah saya bersyukur dan berterima kasih,” ungkapnya.
Turut mendampingi Kepala BNPT yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol Drs. Budiono Sandi, M. Hum, Direktur Dradikalisasi, Prof Dr. Irfan Idris, MA, Direktur Pembinaan Kemampuan Brigjen Pol. Drs. Imam Margono, Direktur Penegakkan Hukum, Brigjen Pol. Eddi Hartono, S.Ik serta beberapa pejabat eselon III dan IV BNPT lainnya