Janji Perangi Teroris, Tapi Taliban Tetap Berhubungan Dekat dengan Al Qaeda

Washington – Taliban Afghanistan menjaga hubungan dekat dengan Al Qaeda meskipun berjanji untuk berhenti bekerja sama dengan kelompok teroris.

“Para militan diizinkan untuk melakukan pelatihan di Afghanistan dan mengerahkan pejuang bersama pasukannya,” menurut kepala panel PBB yang memantau pemberontakan, dikutip NBC News, Rabu (17/2/2021).

Hubungan Taliban dengan Al Qaeda terus berlanjut meskipun pemberontak menandatangani perjanjian dengan AS setahun yang lalu. Perjanjian itu melarang Taliban bekerja sama dengan atau menampung kelompok-kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri pemerintahan Trump Mike Pompeo dalam pernyataan publiknya bahkan dengan percaya diri bahwa Taliban telah ” putus hubungan” dengan kelompok teroris.

“Masih jelas ada hubungan dekat antara Al Qaeda dan Taliban,” kata Edmund Fitton-Brown, koordinator panel PBB yang bertanggung jawab melacak Taliban dan kelompok teroris di Afghanistan.

Laporan Tim Dukungan Analitik dan Pemantauan Sanksi PBB, sebagian didasarkan pada informasi yang dibagikan oleh badan intelijen pemerintah asing.

“Kami yakin bahwa pimpinan puncak Al Qaeda masih di bawah perlindungan Taliban,” katanya.

Menurut laporan terakhir tim pemantau PBB pada Januari, ada 200 hingga 500 pejuang Al Qaeda di sekitar 11 provinsi Afghanistan.

Para ahli mengatakan, memisahkan dua kelompok yang telah hidup dan berjuang bersama selama beberapa dekade, dan bahkan melakukan pernikahan silang antar anggotanya, akan mempersulit proses “pemutusan hubungan”.

Aliansi lama Taliban dengan Al Qaeda menjadi pembahasan ketika para menteri pertahanan NATO bertemu Rabu dan Kamis minggu ini. Mereka mempertimbangkan tenggat waktu Mei untuk penarikan pasukan seperti yang dipersyaratkan oleh kesepakatan AS-Taliban.

Pada Senin (15/2/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuntut Taliban memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian 2020, untuk membuka jalan bagi penarikan penuh pasukan asing.

“Kami melihat bahwa masih ada kebutuhan bagi Taliban untuk berbuat lebih banyak dalam hal memenuhi komitmen mereka untuk memastikan bahwa mereka memutuskan semua hubungan dengan teroris internasional,” kata Stoltenberg.

AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Afghanistan, dan mitra pimpinan NATO-nya memiliki 9.600 tentara di darat.

Di bawah ketentuan kesepakatan 2020, AS berjanji untuk menarik pasukannya yang tersisa pada Mei. Tetapi pemerintahan Biden mengatakan belum membuat keputusan tentang jumlah pasukan. Para pejabat AS disebut sedang mengevaluasi apakah Taliban telah memenuhi komitmen mereka.

Pejabat intelijen AS mengatakan Al Qaeda dan kelompok teroris lainnya tetap menjadi ancaman aktif di Afghanistan. Namun mereka menolak berkomentar tentang hubungan Taliban dengan Al Qaeda.

Taliban bersikeras telah mematuhi perjanjian dengan AS. Sesuai perjanjian 2020, mereka setuju mengadakan pembicaraan damai dengan musuh mereka di pemerintah Afghanistan, asalkan AS dan NATO menarik pasukannya.