Jangan Main-main, Rawatlah Kemajemukan Indonesia

Bengkulu- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengimbau semua pihak tidak bermain-main dengan kebhinnekaan. Dia meminta supaya seluruh bangsa terlibat aktif untuk merawat kemajemukan Indonesia.

Menurut Muhadjir, seluruh anak bangsa harus selalu mengingat dan menyadari bahwa Indonesia adalah majemuk. Oleh karena itu, jangan bermain-main dengan kebhinnekaan.

Hal itu dikemukakan saat membuka sosialisasi bantuan pemerintah pendampingan sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dan sekolah model jenjang SMP, SMA dan SMK se-Provinsi, di Bengkulu, Minggu (14/5/2017).

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, itu, secara agregat Indonesia memang mayoritas beragama Islam. Namun tidak serta merta memberikan hak bagi mayoritas untuk berbuat intoleran.

Meski masyarakat Indonesia mayoritas Islam, namun di beberapa daerah di Nusantara memperlihatkan bahwa umat Muslim justru minoritas. “Kalau kita sebagai mayoritas intoleran, bukan tidak mungkin itu dibalaskan kepada umat Muslim di mana mereka menjadi minoritas, jadi mari kita pikirkan sama-sama,” katanya.

Muhadjir juga mengingatkan, pihak yang berbuat intoleran kepada umat lain perlu dipertanyakan kehidupan beragamanya. Bila seseorang memahami agama Islam dengan baik, maka tidak ada celah untuk berbuat intoleran, apalagi radikal.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pendidik untuk memupuk semangat toleransi di sekolah melalui peningkatan kualitas belajar mengajar.

Reformasi sekolah, akan dimulai pada tahun ajaran baru 2017/2018 dengan menambah waktu di sekolah menjadi delapan jam.

“Reformasi sekolah segera dimulai dengan delapan jam waktu di sekolah dengan sistem belajar yang kreatif, kritis, dan analitis,” kata Anggota Dewan Pembina Ma’arif Institute for Culture and Humanity itu.

Pada hari Sabtu para murid dapat diarahkan untuk kegiatan ekstrakurikuler, namun keputusan itu bergantung pada pihak sekolah.

Meski kegiatan di sekolah berlangsung selama delapan jam per hari, tidak akan ada penambahan mata pelajaran. “Sekolah ditantang untuk membuat sistem belajar yang menarik dan tidak membuat murid bosan,” tegasnya sebagaimana dikutip Antara.