Jakarta – Kejahatan terorisme adalah musuh semua agama. Di samping ideologi dan aksi kekerasan sangat bertentangan dengan ajaran setiap agama. Bahkan di sisi lain panggung kekerasan aksi teror yang sering kali mengatasnamakan agama telah memperburuk citra agama itu sendiri. Di Indonesia, Islam adalah agama yang kerap menjadi korban pembajakan dari aksi kekerasan dan terorisme tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa berbagai aksi teror yang terjadi di Indonesia selama ini diyakini oleh aktor dan kelompok teroris sebagai bagian dari praktek jihad dan misi suci. Semua organisasi keislaman di Indonesia telah sepakat untuk mengutuk dan mengecam setiap aksi kekerasan dan terorisme yang mengatasnamakan agama.
Untuk itulah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdit Kontra Propaganda pada Direktorat Pencegahan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deadikalsasi menggelar acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Kebangsaan bersama tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas lslam (LPOI).
Acara yang digelar di kantor BNPT, Jakarta, Senin (15/6/2020) siang ini sekaligus untuk mendengarkan pendapat, masukan dan juga rekomendasi dari Ormas-ormas LPOI ini mengenai pandangan mereka terkait upaya pencegahan paham radikal terorisme ini agar tidak makin menyebar di masyarakat.
“Kami memandang keberadaan ormas khususnya organisasi Islam ini menjadi salah satu kunci dalam menjalankan berbagai program pencegahan terorisme yang dilakukan oleh BNPT,” ujar Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dalam sambutan pembukannya pada acara tersebut.
Lebih lanjut Deputi I BNPT menjelaskan bahwa, ada dua hal penting mengapa organisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang ada di Indonesia ini menjadi kunci dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia. Pertama, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan memiliki basis dan akar kuat di tengah masyarakat.
“Dengan basis massa yang cukup besar dan kuat, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ini berperan besar untuk menjadi partner negara dalam memberdayakan dan mencerdaskan masyarakat, termasuk dalam konteks terorisme dalam upaya membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikal,” ujar alumni Akademi Militer tahun 1986 ini..
Lalu hal penting kedua, menurut mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini, bahwa organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ini memiliki otoritas dan kredibilitas yang kuat di tengah masyarakat khususnya terkait isu keagamaan dan kemasyarakatan.
“Berbicara tentang isu keagamaan ini secara otoritatif tentunya tidak bisa dilepaskan dari organisasi keagamaan. Karena masyarakat kita ini banyak menyandarkan pengetahuan keagamaannya kepada ijtihad ulama dan ormas keagamaan,” tutur pria yang juga pernha menjadi Dansat Intel Bais TNI ini.
Kemudian dalam konteks terorisme menurut Deputi I, seringkali aktor dan jaringan kelompok radikal terorisme ini sering kali memanfaatkan narasi keagamaan sebagai justifikasi dan legitimasi gerakannya.
“Tentu saja hal itu sangat berbahaya dan membutuhkan narasi keagamaan yang benar agar bisa dipercaya oleh masyarakat, dimana hal tersebut sangat tepat bila diperankan oleh ormas Islam ini,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai Komandan Korem 173/Praja Vira Braja ini.
Menurutnya, dengan melihat dua potensi inilah BNPT memandang penting untuk mengajak organisasi kemasyarakatan dan keagamaan ikut terlibat dalam upaya mencari solusi permasalahan kebangsaan, yang salah satunya adalah masalah terorisme ini.
Perwira Tinggi yang dalam karir militernya dibesarkan di Pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini juga mengungkapkan, ormas Islam menjadi kunci keberhasilan dalam pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia karena ormas Islam di indonesia telah memainkan peran yang sangat besar bagi keberlangsungan negara ini.
“Bisa dikatakan bahwa sejarah ormas Islam ini sejalan dengan sejarah bangsa ini. Ormas Islam yang lahir di Indonesia menunjukkan karakter khas nusantara yang sejalan dengan prinsip kebangsaan. Oleh karena itulah persoalan komitmen kebangsaan dan kenegaraan ormas Islam di Indonesia ini sudah tidak diragukan lagi,” ujar mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini.
Untuk itulah dalam kesempatan ini Deputi I mengungkapkan apresiasinya karena bisa menjalin komunikasi dan silaturahmi bersama pimpinan organisasi Islam khususnya yang tergabung dalam LPOI ini. Sehingga diharapkan dalam pertemuan ini bisa menjalin sinergi yang kuat antara BNPT dan ormas Islam sehingga mampu bekerjasama secara kuat dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme di Indonesia.
“Kami sangat berterima kasih karena bisa bersilaturahmi dan bertatap muka langsung dengan bapak-bapak para pimpinan ormas Islam yang tergabung dalam wadah LPOI ini.Karena selama ini dalam berbagai kesempatan, BNPT telah banyak melibatkan organisasi keagamaan di setiap kegiatan dan program baik di tingkat pusat maupun di daerah yang diwakili oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di tingkat provinsi,” ujarnya mengakhiri.
Seperti diketahui, acara halal bihalal dan silaturahmi kebangsaan bersama tokoh ormas Islam yang tergabung dalam LPOI ini dihadiri pula oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, MH, Ketua Umum LPOI yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) ) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA sebagai pembicara utama.
Sedangkan Ormas-ormas Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syura Al~ Irsyad, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah/PERTI, Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (IKADI) dan PB Nahdatul Wathan yang mana masing-masing ormas ini dihadiri Ketua Umum, Wakil ataupun Sekjennya.
Pejabat BNPT yang turut hadir pula dalam acara tersebut yakni Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol. Drs. Budiono Sandi, M.Hum; Deputi III bidang Kerjasama Internasional, Andika Chrisnayudanto, SIP, SH, MA; Pelaksana Tugas Sekretaris Utama (Plt. Sestama) BNPT, Bangbang Surono, Ak, MM; Direktur Pencegahan Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME dan Direktur Perlindungan, Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir.