Jakarta – Proses deradikalisasi seorang anak warga binaan kasus terorisme di di Lembaga Pembinaan Khusus Anak atau LPKA Tangerang berjalan dengan baik. Sandi Purnama, nama warga binaan itu, kini ‘sembuh’ dan tengah sibuk belajar menjadi teknisi motor. Ia kini mengikuti sekolah setingkat SMK di dalam lembaga pembinaan itu.
Kepala LPKA Tangerang Esti Wahyuningsih bercerita punya pengalaman menarik selama membina Sandi.
“Saya bersyukur Sandi sudah mau hormat bendera,” ujar Esti dikutip dari laman tempo.co, Kamis (3/9/2020).
Ia mengatakan saat pertama kali masuk ke tempat itu, Sandi tak mau hormat bendera. Bahkan mengakui NKRI saja tidak mau.
“Doktrin terlalu kuat sehingga anak itu butuh bimbingan dengan kasih sayang. Bersyukur dia saat ini mau ikuti pelajaran di kelas,” kata Esti.
Sandi yang ditemui mengaku dulu ia adalah pelaku pengeboman kantor polisi di Bandung. “Saya yang merakitnya. Sekarang kapok, insyaf,” ujarnya.
Selain Sandi, lembaga yang dulunya merupakan lembaga pemasyarakatan anak ini juga membina puluhan anak lainnya. Mereka kini tetap belajar meski dalam kondisi pandemi.
Sebanyak 58 anak warga binaan yang berusia 15 sampai 18 tahun belajar mulai dari jenjang SD hingga SMK.
Menurut Esti, membina anak-anak pidana itu harus dengan sentuhan hati. Dia yakin anak-anak yang dibina di tempatnya itu kelak jika bebas akan menjadi manusia yang baik dan bisa diterima masyarakat. Terutama dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diberikan selama di dalam LPKA Tangerang.