Jakarta – Jajararan pimpinan dan pegawai di lingkungan PT Bank Negara Indoensia/BNI (Persero), Tbk diminta untuk tidak meremehkan penggunaan dunia maya di lingkungan sekitarnya. Hal ini seiring dengan maraknya konten-konten berpaham kekerasan seperti radikal terorisme yang berkembang begitu marak melalui dunia maya.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, saat memberikan penjelasan secara utuh mengenai Bahaya Penyebaran paham Radikalisme Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada jajaran Komisaris, Direktur serta pegawai di lingkungan PT. Bank Negara Indonesia/BNI (Persero), Tbk..
“Kelompok radikal terorisme memanfaatkan internet untuk berbagai hal, seperti penyebaran nilai-nilai, provokasi, untuk menyebarkan rasa takut hingga rekrutmen. Jangan sampai nilai-nilai menyimpang itu terserap atau berhasil merekrut pegawai yang ada di lingkungan BNI,” tegas Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H. saat memberikan pengarahan di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Selasa (2/3/2019) siang.
Lebih lanjut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI ini menjelaskan bahwa pengikisan nilai-nilai nasionalisme yang diiringi dengan perkembangan teknologi informasi digital yang begitu pesat tersebut tentunya dapat merugikan negara. Karena banyak generasi muda yang terpapar paham radikal terorisme tersebut melalui dunia maya
“Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang begitu pesat ini tentu membawa kemajuan, namun juga ada aspek negatifnya. Masyarakat dan anak muda kita dapat dengan mudah terpapar nilai-nilai kebencian dan paham menyimpang akibt banyaknya lonten-konten radikal yang ditemui di dunia maya,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini menambahkan, dalam aliran baru terorisme, dunia maya telah digunakan secara masif digunakan untuk kepentingan jaringan kelompok teroris tersebut . Untuk itu Kepala BNPT mengajak kepaed apara pejabat dan pegawai di jajaran BNI untuk mengawasi penggunaan dunia maya di lingkungan sekitarnya.
BNI yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perbankan milik pemerintah yang ada di Indonesia tidak menutup kemungkinan pegawainya juga bisa saja terinfiltrasi penyebaran paham radikal terorisme, sehingga seluruh pegawainya diminta untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar
“Karena penyebaran paham radikal terorisme selama ini sudah tidak mengenal tempat. Tidak hanya di lembaga pendidikan saja, instansi pemerintah dan bahkan BUMN pun bukan tidak mungkin bisa menjadi sasaran kelompok radikal terorisme untuk melakukan penyebaran paham-paham tersebut. Jadi baik pejabat dan pegawai BNI harus selalu mewaspadai hal itu,” ujar alumni Akpol tahun 1985 ini.
Tidak hanya menjelaskan tentang bahaya radikalisme dan terorisme saja, lebih lanjut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini juga menyampaikan kepada seluruh pejabat dan pegawai BNI, bahwa dalam bekerja harus bisa out of the box. Keluar dari zona nyaman ini siperlukan agar bisa memacu kita untuk lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja.
“Kita semua yang ada di sini harus berpikir out of the box dan juga melakukan terobosan-terobosan, sehingga kita bisa punya satu kesempatan untuk memimpin dengan kreatif dan berinovasi untuk kebaikan dan kemuajuan bangsa,” perwira tinggi Polri kelahiran, Jakarta, 10 Mei 1962 ini.
Mantan Wakapolda Metro Jaya ini mengatakan bahwa apa yang disampaikannya untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada para pejabat dan pegawai dilingkungan BNI mengenai Bahaya Penyebaran Paham Radikalisme Terorisme dan Upaya Pencegahannya ini sebagai upaya tindak lanjut dari apa yang pernah disampaikaknya pada acara BUMN Great Leaders Camp terhadap para pimpinan BUMN beberapa waktu lalu.
“Acara hari ini merupakan tindak lanjut waktu kemarin BNPT diminta memberikan sharing pada para CEO BUMN, kemudian dilanjutkan dengan para Direktur SDM BUMN. Dan sekarang kami diminta memberikan pemahaman dan antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme di lingkungan kerja BNI”, ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini mengakhiri.
Dalam kesempatan tersebut Direktur Kepatuhan BNI, Endang Hidayatullah, SH, juga menyadari pentingnya setiap pegawai memiliki pemikiran out of the box seperti yang telah disampaikan Kepala BNPT.
“Dalam culture bekerja, Kepala BNPT menyampaikan bagaimana kita berinovasi, bagaimana kita harus membuat terobosan, serta pemikiran pemikiran out of the box pada saat kita menjadi pemimpin. Dan bagian terpenting adalah bagaimana kita memimpin dengan hati kita, dengan doa, dengan ketulusan, dengan keiklasan dan dengan keyakinan,” ungkap Endang Hidayatullah saat mendampingi Kepala BNPT usai memberikan paparan.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum BNI ini juga mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kepala BNPT, yang mana telah membekali seluruh pejabat juga pegawai di lingkungan BNI dari bahaya paham radikalisme dan terorisme.
“Jadi dengan kita mendapat pemaparan langsung dari Kepala BNPT, kita dapat ilmu langsung dari sumbernya, sehingga kita tidak ragu lagi dengan data, dengan fakta yang ada. Sudah saatnya kita sebagai warga Negara Indonesia harus peduli dengan keadaan bangsa dan menjaga kedamaian,” katanya mengakhiri.