Jaga NKRI dari Radikalisme dan Intoleransi, GP Ansor Lampung Gelar Silaturahmi Pemuda Lintas Agama

Bandarlampung – Dalam rangka memperkuat kerukunan dan semangat
kebangsaan di kalangan pemuda, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor
Provinsi Lampung menggelar acara Silaturahmi Pemuda Lintas Agama
dengan tema ‘Menjaga NKRI dari Gerakan Radikalisme dan Intoleransi’.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Kyriad Lampung, Kamis (24/4/2025)
dan dihadiri oleh pemuda dari berbagai latar belakang agama dan
keyakinan.

Acara ini menghadirkan narasumber utama Ken Setiawan, mantan aktivis
NII (Negara Islam Indonesia) yang kini dikenal sebagai pendiri NII
Crisis Center, Pendiri Toleran Institute, serta penulis buku Tuhan
Kita Sama.

Dalam sesi diskusi, Ken menyampaikan pentingnya keterlibatan pemuda
lintas agama dalam membangun narasi perdamaian dan melawan paham-paham
radikal yang mengancam keutuhan bangsa.

Ken juga berbagi pengalamannya sebagai narasumber dalam berbagai forum
lintas agama, termasuk kegiatan di gereja, vihara, pura, klenteng, dan
komunitas penghayat kepercayaan.

“Saya pernah ditanya, apakah saya menerima Yesus atau Isa Almasih
sebagai juru selamat? Saya jawab, iya saya menerima Yesus atau Nabi
Isa adalah pribadi yang sama sebagai juru selamat. Karena saya
meyakini bahwa seluruh nabi dan rasul dari Adam hingga Muhammad adalah
bagian dari Rukun Iman,” ungkapnya.

Menurut Ken, semua agama dan kepercayaan sesungguhnya adalah relasi
atau hubungan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan serta
antara sesama manusia, demi menciptakan kehidupan yang damai dan
harmoni.

Ia juga menjelaskan pandangannya tentang ajaran-ajaran para nabi
sebagai simbol-simbol filosofi yang memiliki makna mendalam.

Salah satunya adalah mukjizat Yesus atau Isa Almasih yang dikisahkan
dapat membangkitkan orang mati, yang menurutnya berarti bukan
membangkitkan orang yang mati di dalam kuburan, tapi mampu
membangkitkan semangat dan kebutuhan jiwa manusia melalui cinta dan
kasih sayang.

“Dengan ilmu, cinta, dan kasih sayang, kita bisa melawan ‘dajjal’
zaman ini, yaitu kebodohan, denki, iri hati, dan kebencian,”

Menurut Ken, Dajjal, Al Mahdi dan Yesus atau Isa Al masih bukan hanya
sosok, tapi ada makna filosofi yang sangat dalam.

Dajjal adalah filosofi kebodohan, jahiliyah yang dapat menyebabkan
angkara murka, Al Mahdi adalah filosofi Ilmu pengetahuan dan Yesus
atau Isa Al masih adalah filosofi kekuatan cinta dan Kasih sayang.

Jika seluruh manusia dapat menanamkan cinta, kasih dan sayang dalam
dirinya, niscaya dunia ini akan menjadi damai, tidak ada lagi angkara
murka, itu sama hal nya seperti Yesus atau Isa Al masih telah Turun
dan hadir yang akhirnya dapat membunuh karakter Dajjal angkara murka.
tegasnya.

Selain Ken Setiawan, acara ini juga menghadirkan pembicara lain yakni
Martin Sudarmawan, mantan narapidana terorisme; Prof. Rudy, Wakil
Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung; serta Prof. Dr. Mohamad Bahrudin,
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung.

Ketua PW GP Ansor Lampung sekaligus ketua panitia, Budi Hadi Yunanto,
mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam membangun
komunikasi yang harmonis di tengah keberagaman.

“Silaturahmi dan komunikasi perlu terus dilakukan agar tercipta
suasana yang sejuk di antara pemuda lintas agama.

Meski berbeda latar belakang, kita bisa hidup berdampingan secara
damai dan saling menguatkan,” ujar Budi.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari peserta dan tokoh pemuda yang
hadir, serta diharapkan menjadi agenda rutin untuk memperkuat
nilai-nilai toleransi dan kebangsaan di kalangan generasi muda.

Ia juga mengungkapkan rencana untuk membangun Rumah Toleransi, sebuah
tempat singgah dan pusat interaksi pemuda lintas agama yang diharapkan
menjadi simbol persatuan dan harmoni di Provinsi Lampung.

“Rumah Toleransi ini akan menjadi ruang bertemu, berdialog, dan
merawat keberagaman kita dalam bingkai persatuan,” pungkasnya.