Jaga Kondusivitas Jelang Pemilu, Mabes Polri Kunjungi Yayasan Mantan Napiter di Lamongan

Lamongan – Perwakilan Mabes Polri berkunjung ke Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin oleh Ali Fauzi di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Senin (1/4/).

Kunjungan perwakilan Mabes Polri ke yayasan ini dalam rangka untuk menjaga kondusivitas keamanan jelang Pemilu 17 April 2019 mendatang.

Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin Ali Fauzi adalah kumpulan para mantan narapidana teroris (napiter) yang sudah bertobat untuk kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sebenarnya ini silaturrahim yang terus kami jalin dengan para mantan napiter, khususnya dengan Yayasan Lingkar Perdamaian di bawah asuhan Ustad Ali Fauzi,” ujar perwakilan dari Mabes Polri, AKBP Suhaimi, Senin (1/4).

Baca juga : Berencana Lakukan Aksi di Jombang, Satu Terduga Teroris JAD Ditangkap di Bandung

“Apalagi kita sebentar lagi punya gawe besar, Pemilu. Dengan kami berharap, Pemilu dapat berjalan dengan lancar dan damai, tanpa adanya kabar bohong atau hoaks. Dan kami juga berharap, setiap warga dapat menyalurkan hak suara, tidak ada yang golput,” tambahnya.

Dilanjutkannya, para mantan napiter sebagai warga negara Indonesia juga mempunyai hak yang sama dengan warga negara lainnya, dalam rangka menyalurkan aspirasi dan hak suara mereka demi suksesnya proses demokrasi di NKRI.

Sementara itu, Ali Fauzi selaku pimpinan dari Yayasan Lingkar Perdamaian, mengaku senang dengan upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan berjanji bakal mendukung penuh niatan dalam rangka menyukseskan Pemilu 2019 yang aman, lancar, dan juga damai.

“Ini acara yang cukup positif, dengan saya juga sempat baca di media acara seperti ini bukan yang pertama dilakukan. Sebab sebelumnya juga saya mengetahui, acara serupa juga sudah dilakukan di Ponpes Ngruki, Jawa Tengah,” Ali Fauzi berujar.

“Saya juga sepakat, dan mengimbau kepada ikhwan-ikhwan semua (para hadirin) untuk menjaga kedamaian. Jangan membuat berita hoaks dan menyebar berita-berita bohong di medsos (media sosial). Sudah ada contoh seperti Suriah, bagaimana hoaks itu meruntuhkan negara itu, dan saya berharap itu menjadi pelajaran bagi kita bersama,” paparnya lagi menandaskan.