Medan – Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai keragaman agama, suku, bahasa, dan etnis. Keragaman itulah yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain, apalagi keragaman itu bisa menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur, Mahfud MD mengatakan keragaman di Indonesia seharusnya menjadi bingkai persaudaraan. Dia berharap semua pihak menjadi penyuluh dalam upaya meredam semua perbedaan yang menjadi konflik terutama jelang Pilpres 2019.
“Kita semua harus selalu menjaga persatuan dan persaudaraan, meski berbeda pilihan pada pemilihan Presiden pada April 2019. Mari kita semua untuk menjadi penyuluh bangsa agar tidak terjadi perpecahan,” katanya pada Sarasehan Kebangsaan “Merawat Kebhinekaan Mengokohkan Kebangsaan” di Medan akhir pekan lalu dikutip dari laman merdeka.com.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga Ketua Gerakan Penyuluh Kebangsaan, perpecahan mulanya akibat isu-isu politik, SARA, perbedaan agama, suku dan ras.
“Melalui Gerakan Penyuluh Kebangsaan yang kami lakukan seperti sarasehan seperti ini, kita berupaya merawat segala keragaman menjadi persatuan untuk kemajuan Indonesia lebih baik dalam bingkai jalinan persaudaraan,” katanya.
Baca juga : Harry Kuncoro Tambah Daftar Teroris Indonesia Berafiliasi ISIS
Ia menambahkan, isu SARA dan hoaks menjadi pemecah di tengah masyarakat menjelang Pilpres. Oleh karena itu, semua pihak harus mengantisipasinya agar tidak memecah bangsa.
“Kita akan memberikan kesadaran dan membangun kesadaran. Karena, Pemilu itu memilih Presiden dan Wapres. Dengan memilih pemimpin untuk kemajuan bangsa,” katanya.
Usai Pemilu 2019, Mahfud mengajak masyarakat di Tanah Air untuk berdamai kembali dan terus menjaga tali persaudaraan.
“Pada 17 April 2019, pukul 17.00 WIB, perhitungan cepat selesai semua. kita berdamai lagi, kita antisipasi pertengkaran itu agar tidak berlanjut yang merusak persaudaraan kita,” tegas Mahfud.