Ajdabiya – Sisa-sisa kelompok radikal ISIS masih terus melakukan aksi teror di beberapa negara Timur Tengah. Setelah Afghanistan, Pakistan, Yaman, dan Mesir, kini giliran di Libya terjadi bom bunuh diri yang disinyalir dilakukan anggota ISIS.
Bom bunuh diri dengan menggunakan bom meledak dekat kota Ajdabiya, Libya Timur, akhir pekan kemarin. Sedikitnya delapan orang tewas pada teror kedua yang dialami Libya pada kurun satu bulan ini.
Aksi bom bunuh diri dilakukan seorang pria yang mengendarai mobilnya menuju ke arah blokade keamanan yang dijaga pasukan yang setia kepada pemimpin militer Libya, Khalifa Haftar
“Setidaknya delapan orang menjadi korban tewas. Lima di antaranya meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit,” kata Jenderal Fawzi al-Mansouri, pejabat tinggi pasukan keamanan setempat, kepada AFP.
Sementara, tiga korban tewas lainnya meninggal setelah sempat mendapat penanganan medis. “Di antara korban tewas terdapat warga sipil. Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi bom mobil bunuh diri itu,” tambah Mansouri dikutip dari kompas.com.
Pada 9 Maret lalu, sebuah serangan bom bunuh diri juga terjadi di selatan Ajdabiya dan menewaskan tiga orang. Serangan itu diklaim oleh kelompok ISIS. Meski telah dianggap kalah dan kehilangan markas di Sirte, utara Libya sejak Desember 2016 lalu, namun sisa-sisa sel ISIS masih dianggap berbahaya di pusat dan selatan negara itu.
Sebagai negara yang kaya akan minyak bumi itu, Libya tengah dilanda kekacauan sejak digulingkannya pemimpin diktator Moamar Kadhafi pada 2011 lalu oleh pemberontak.
Sejak saat itu, Libya diperintah dua pemerintah, yakni pemerintah bersatu yang berpusat di Tripoli dan pemerintah lawan di timur. Kedua pemerintahan terus bersaing untuk dapat berkuasa penuh di Libya. Haftar merupakan pemimpin kelompok yang menenrang pemerintahan bersatu yang didukung PBB di Tripoli dan baru saja mengumumkan pembebasan kota Benghazi pada Juli lalu.