Amir Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Pusat, Zainal Anshori tengah berdiskusi dengan Kuasa Hukum JAD, Asluddin Hatjani, dalam sidang perdana pembubaran JAD di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 24 Juli 2018.

JAD Kumpulkan Dana Infaq Anggotanya untuk Operasional

Jakarta – Kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) mengumpulkan dana infaq dari anggotanya untuk membiayai operasional organisasi. Infaq diberikan anggota JAD di berbagai wilayah dan diserahkan langsung kepada pengurus pusat JAD.

Demikian pengakuan Amir atau pimpinan JAD Pusat, Zainal Anshori alias Qomaruddin dalam sidang perdana pembubaran JAD di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/7).

“Saya yang langsung menerima infaq dari daerah. Soalnya dana daulah dari ISIS (Daesh) malah belum dapat,” aku Zainal kepada majelis hakim.

Diungkapkan juga, secara pribadi Zainal mengaku pernah menerima Rp27 juta dari ISIS yang diberikan lewat Rois. Namun uang itu tidak diberikan kepada JAD, melainkan untuk Suryadi Masud di Filipina.

JAD sendiri, kata Zainal, tidak punya aset. Infaq yang diperoleh dari anggota seluruhnya dialokasikan untuk mendanai kegiatan JAD, terutama kunjungan ke wilayah.

September 2015, lanjut Zainal, JAD menggelar pertemuan di Malang, Jawa Timur. Pertemuan untuk menyamakan pemahaman keagamaan itu sekaligus menunjuk pimpinan JAD wilayah, yaitu Yadi Supriyadi sebagai Amir JAD Jabodetabek dan Joko Suyito sebagai Amir JAD Kalimantan.

Pertemuan itu sekaligus menahbiskan Zainal sebagai Amir JAD Pusat, menggantikan Abu Musa, Amir JAD Pusat pertama yang kemudian pergi ke Suriah. Setelah pertemuan di Malang itu, kata Zainal, dia mengukuhkan JAD di berbagai wilayah yaitu Jawa Barat dan Lampung.

“Sesudah dauroh di Malang itu juga ada baiat untuk setia kepada Abu Bakar al-Baghdadi. Anggota JAD wajib dibaiat. Konsekuensinya taqwa, sesuai perintah Suriah. Perintah pokoknya berjihad, berdakwah dan berhijrah,” tutur Zainal.

Zainal juga mengakui pada 2014 lalu dirinya bersama Aman Abdurrahman, Abu Musa alias Marwan, Khairil Anwar dan satu orang lainnya, menggagas JAD di Nusakambangan, Jawa Tengah.

“Kita malah meminta baiat ke Aman. Isinya untuk bersedia mendengar perintah Abu Bakar al-Baghdadi, selama sesuai dengan perintah Allah,” ucapnya.

Nama JAD sendiri, kata Zainal, sudah ada saat itu sebagai nama wadah organisasi  orang-orang yang bersumpah setiap kepada ISIS.