Jakarta – Jamaah Anshorud Daulah (JAD) yang belakangan ini banyak melakukan teror di Indonesia disinyalir merupakan jelmaan Islamic State of Iran Suriah (ISIS). Hal itu dikatakan Pengamat terorisme yang mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah Wakalah Jawa Timur, Ali Fauzi Manzi.
Adik terpidana mati Amrozi, bomber Bom Bali I itu menegaskan, JAD baru didirikan dua tahun namun tergolong organisasi besar karena memiliki hubungan langsung dengan ISIS di Suriah. “JAD itu metaforsis ISIS sehingga jaringannya cukup besar di Indonesia,” kata Ali Fauzi, Rabu, (12/4).
Ali Fauzi menilai pelaku penembak polisi lalu lintas di Tuban, adalah kelompok pelapis sebagai tim untuk mengamankan senjata yang masih tersisa milik kelompok Zainal Anshori (ZA), salah satu terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan,7 April 2017.
Dia pernah akrab dengan ZA, karena dulu satu pesantren dengannya. ZA masuk personil baru di Kecamatan Blimbing, Lamongan, bergabung dengan mantan narapidana terorisme kala itu, Aman Abdurrahman, yang mendakwahkan pemikiran-pemikirannya di Blimbing, Brondong, Paciran, dan Lamongan Pantura.
Kemudian muncul sosok pembom bunuh diri di Mapolsek Poso, Zaenal Arifin. Lalu muncul sosok teroris bernama Dayat yang ditembak tim Densus 88 di Tulungagung. Rentetan peristiwa dan pertemuan itulah yang akhirnya membuat ZA menrjalin hubungan dan tergabung dalam jaringan JAD pimpinan Aman Abdurrahman.
Peristiwa deportasi beberapa warga Lamongan di Turki beberapa bulan lalu, kata Ali Fauzi, adalah bagian dari jaringan ZA, meski tidak pernah ke Suriah, negara basis ISIS. “Dugaan saya, ZA ini jadi leader di wilayah Lamongan Pantura,” pungkasnya.