Isu Radikalisme dan SARA Ganggu Iklim Investasi

Jakarta – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, isu radikalisme dan SARA yang terjadi belakangan ini, sudah mengganggu stabilitas ekonomi, politik, dan investasi di Indonesia. Dua tahun ke depan, isu ini juga akan terus diangkat karena ada Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019.

“Pelaku usaha tidak bisa memungkiri bahwa isu Radikalisme dan SARA mempengaruhi stabilitas ekonomi. Isu itu harus diredam agar perekonomian kembali normal. Penting untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi dari isu-isu radikalime, karena kalau tidak kondusif, iklim ekonomi dan bisnis pengusaha bisa terganggu,” kata Sarman Simanjorang kepada wartawa di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terhasut dengan isu radikalisme dan SARA yang justru dapat merugikan bangsa ini sendiri. Pemerintah harus segera meredam dan menyelesaikan permasalahan atau polemik yang saat ini masih terjadi.

“Hal ini akan berpengaruh kepada iklim investasi di Indonesia. Karena, investor akan mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam jangka panjang kepada negara yang telah terjamin keamanannya dan kepastian hukumnya,” jelas Sarman.

Kadin pun minta pemerintah menyelesaikan permasalahan menyangkut radikalisme dan isu SARA. Apa yang terjadi di Jakarta kemarin (dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaya Purnama) berpotensi merembet ke daerah, dan akhirnya dapat berpengaruh ke iklim investasi di Indonesia.