Ankara – Seorang pejabat Turki mengatakan, istri pemimpin kelompok militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, memiliki banyak informasi terkait kelompok tersebut.
“Ia menyebut dirinya bernama Rania Mahmoud, tapi sebenarnya ia bernama Asma Fawzi Muhammad Al-Qubaysi,” kata pejabat anonim tersebut, dikutip dari AFP, Kamis (7/11).
Dia diduga adalah istri pertama dari Baghdadi. Turki menangkap wanita tersebut di Hatay, dekat perbatasan Suriah pada 2 Juni 2018. Selain itu, ditangkap pula 10 orang lainnya termasuk putri Baghdadi yang bernama Leila Jabeer.
“Kami membongkar identitas sang istri dengan cukup cepat. Ia juga mau membeberkan informasi terkait Baghdadi dan cara kerja ISIS,” ujar pejabat itu lagi.
Pejabat itu mengklaim Turki telah mengonfirmasi banyak hal terkait ISIS dan memiliki informasi baru yang bisa digunakan untuk melakukan operasi penangkapan bagi akar ISIS.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa istri Baghdadi telah ditahan. Ia juga mengklaim saudara perempuan dan saudara ipar Baghdadi juga turut ditahan.
Baghdadi itu meledakkan dirinya saat penyerbuan 26 Oktober oleh pasukan khusus AS di rumah persembunyiannya. Tempat di Provinsi Idlib, Suriah itu sangat dijaga ketat.
Serangan yang menewaskan Al-Baghdadi merupakan pukulan besar bagi kelompok ekstremisnya, yang telah kehilangan wilayah yang dikuasai di Suriah dan Irak dalam serangkaian kekalahan militer oleh koalisi pimpinan-AS dan sekutu Suriah dan Irak.
Ajudan Al-Baghdadi, seorang warga Arab Saudi turut terbunuh beberapa jam setelah serangan itu. ISIS pun menunjuk beberapa hari kemudian, tetapi sedikit yang diketahui tentangnya atau bagaimana struktur kelompok itu dipengaruhi oleh pukulan yang berurutan.