Israel-Hamas Membara, PBNU Akan Gelar Forum Internasional Redakan
Perang di Timur Tengah

Jakarta – Perang antara Israel dan Hamas di Gaza tengah berkecamuk.
Ribuan nyawa telah melayang dan berbagai infrastruktur di Gaza luluh
lantak dihantam roket-roket Yahudi. Simpati dan dukungan internasional
terhadap Palestina, tak mampu luluhkan Israel yang masih terus
melakukan gempuran. Israel bahkah telah mengirimkan pasukan daratnya
masuk ke Gaza.

Kondisi itu membuat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana
untuk menyelenggarakan forum internasional yang diberi nama “R20
International Summit of Religious Authorities.” Forum ini akan
difokuskan pada peran agama dalam mengatasi kekerasan di Timur Tengah
dan mengatasi ancaman terhadap tatanan internasional berdasarkan
aturan dan kesepakatan.

Forum ini merupakan inisiatif yang mendapat dukungan dari R20, sebuah
gerakan keagamaan internasional yang bertujuan merespons eskalasi
konflik di wilayah Gaza dan sekitarnya.

“PBNU akan menggelar satu forum konferensi atau muktamar internasional
dengan mengundang para pemimpin agama dan para pemegang wewenang
keagamaan dari berbagai belahan dunia,” ujar Ketua Umum PBNU, Yahya
Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, saat konferensi pers PBNU:
Konflik Palestina-Israel di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa
(31/10/2023).

“Forum ini akan kita namai sebagai R20 International Summit of
Religious Authorities. Jadi, muktamar internasional R20 bagi para
pemimpin dan pemegang wewenang keagamaan,” sambungnya.

Jika tak ada halangan, forum yang direncanakan sebagai ajang mediasi
antara para pemimpin dan pemegang otoritas agama di seluruh dunia itu
akan diadakan di Jakarta pada Senin, 27 November 2023. PBNU akan
mengundang sekitar 150 peserta, terutama mereka yang sebelumnya telah
berpartisipasi dalam forum R20.

Nantinya, forum tersebut akan membahas berbagai isu terkait dengan
kekerasan di Timur Tengah, ketidakadilan, penindasan, dan ancaman
terhadap tatanan internasional. Yaitu dengan tagline “Let us unite to
abolish the primordial psychical of hatred, tyranny, and violence that
plagues humanity” yang mengajak untuk bersatu dalam menghapuskan
lingkaran setan primordial dari kebencian, tirani, dan kekerasan yang
merundung kemanusiaan.

“Secara khusus sebagai topik dari forum ini dan sebagai tema dari
konferensi ini adalah The Role of Religion in Addressing Violence in
Middle East and Threats to a Rule Based International Order,” terang
Gus Yahya.

Gus Yahya juga telah mendapat dukungan dari Presiden Republik
Indonesia (RI) Joko Widodo. Ia akan hadir dan membuka forum tersebut
secara resmi.

“Saya sudah menghadap Pak Presiden untuk menyampaikan rencana
menggelar forum ini dan memohon kesediaan Pak Presiden untuk membuka
secara resmi. Alhamdulilah beliau bersedia,” imbuhnya.

Gus Yahya berharap forum ini bisa terlaksana dengan baik. Selain
menghasilkan pernyataan atau wacana semata, ada juga kesepakatan
konkret dan strategi bersama untuk melibatkan pemimpin agama sebagai
agen perubahan dalam mengatasi masalah kemanusiaan yang mendesak.

“Kesepakatan tentang satu langkah dan strategi bersama untuk bergerak
bersama di antara agama-agama ini sebagai upaya bersama yang merupakan
manifestasi iman kepada Tuhan, manifestasi kesetiaan kepada moralitas
dan etika universal yang dibawakan agama-agama untuk berperan nyata di
dalam mengatasi masalah kemanusiaan yang luar biasa ini,” tukasnya.