Mosul – Kelompok militan ISIS telah terusir dari kota Mosul, Irak, sejak beberapa bulan lalu. Kini warga Mosul sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing, meski sebagian besar telah luluh lantak akibat perang. Sayang kepulangan warga itu dibarengi dengan masih banyaknya mayat berceceran yang sangat mengganggu dan bisa menimbulkan penyakit.
“Saya tidak ingin anak-anak saya harus berjalan melewati mayat di jalan setiap hari,” kata Abdelrazaq Abdullah, yang kembali bersama istri dan tiga anaknya dikutip dari Reuters, Selasa (6/2/2018).
“Kami bisa hidup tanpa listrik, tapi kami membutuhkan pemerintah untuk membersihkan mayat – mereka menyebarkan penyakit dan mengingatkan kita akan kengerian yang baru saja kita jalani.”
Keluhan itu sangat dirasakan hampir seluruh warga Mosul. Pasalnya bau busuk mayat menyebar di sudut-sudut bangunan yang telah porak poranda. Kota Mosul memang telah hancur akibat kekejaman ISIS. Mobil hancur teronggok di jalan-jalan dan masih dilengkapi bahan peledak. Puing-puing bangunan rumah dan gedung berserakan di mana-mana.
Penduduk setempat dan pejabat di Mosul yang mayoritas Sunni mengatakan ada ribuan mayat warga sipil yang harus diambil dari reruntuhan. Pemandangan itu membuat mereka bertentangan dengan pemerintah pimpinan Syiah di Baghdad.
“Tidak ada lagi jenazah warga sipil yang diambil di Mosul,” kata Brigadir Jenderal Mohammad Mahmoud, kepala Pertahanan Sipil Mosul, yang ditugasi Kementerian Dalam Negeri Irak untuk memulihkan dan membersihkan Mosul dari puing-puing perang.
Pertahanan Sipil mengatakan telah mengumpulkan 2.585 jenazah warga sipil pada pertengahan Januari. Banyak di antara mereka masih tidak diketahui identitasnya. Mahmoud sendiri menegaskan pihaknya enggan untuk mengurus mayat teroris.
“Mengapa kita harus memberi penguburan yang layak kepada teroris?” cetus Mahmoud.
Kebuntuan untuk mengatasi masalah ini bisa memicu kemarahan dari warga Mosul. Pemerintah kota Mosul harus membentuk tim khusus atas permintaan di lapangan yang diajukan oleh penduduk kota untuk menemukan lebih dari 9.000 orang hilang, kebanyakan mereka terlihat di Kota Tua dan diasumsikan terkubur di bawah reruntuhan.