ISIS Penggal 15 Anggotanya Di Afganistan

Jalalabad – Kelompok teror Islamic State (ISIS) memenggal 15 anggotanya karena pertikaian internal. Eksekusi itu berlangsung di wilayah Afghanistan timur yang berbatasan dengan Pakistan pada Kamis (23/11/2017). Di hari yang sama, sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang wilayah Afghanistan lainnya dan menewaskan delapan orang.

Seperti dikutip dari kantor berita ‘reuters’, Jumat (24/11/2017), eksekusi mati kepada 15 anggota ISIS itu terjadi di Surkh Ab bazaar, Distrik Achin, wilayah yang berbatasan dengan Pakistan. Kelompok teror ISIS memang belum mengumumkan eksekusi massal terhadap anggotanya sendiri secara terbuka.

Menurut dokumen intelijen Afghanistan, para pejabat keamanan setempat mempercayai bahwa ISIS sudah hadir di sembilan provinsi, mulai dari Nangarhar, Kunar, Jawzjan, Faryab, Badakhshan hingga Ghor. ISIS di Afghanistan dikenal sebagai ISIS Khorasan. Belum jelas seberapa besar kekuatan kelompok teror rival Taliban ini.

Nangarhar, yang pertama kali dimasuki ISIS pada awal 2015, adalah sebuah kawasan bergolak yang menjadi pusat persaingan antara ISIS dan kelompok keras lain. Wilayah itu juga merupakan perbatasan antara Afghanistan dengan Pakistan. Taliban dan ISIS sering bertempur satu sama lain di wilayah ini dan keduanya juga menjadi sasaran utama serangan udara Amerika Serikat.

Sementara itu, jurubicara provinsi Nangarhar, Attaullah Khogyani mengatakan, sebuag serangan bom bunuh diri terjadi di Provinsi Nangarhar. Selain menewaskan delapan orang dan 17 orang lainnya terluka. Pelaku menargetkan seorang komandan polisi setempat yang baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Namun, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom itu.

Sebelum kejadian itu, pelaku bom bunuh diri mendekati sekerumunan orang yang merupakan demonstran di wilayah Jalalabad. Saat itu, para demonstran tengah mengkampanyekan dukungannya kepada seorang komandan polisi distrik yang telah dipecat. Para demonstran tersebut merupakan pendukung dari komandan polisi distrik itu yang menuntut jabatan polisi tersebut dikembalikan.

Saat demo berlangsung, pelaku bom bunuh diri mendekati para demonstran dan tiba-tiba terdengar suara ledakan. “Sayangnya, delapan orang warga sipil terbunuh. Sedangkan 17 orang lainnya termasuk anak-anak, mengalami luka dalam peristiwa tersebut,” jelas Attaullah Khogyani.