Basilan – Kelompok teroris Islamic State (ISIS) mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Provinsi Basilan, Filipina bagian selatan, pada Selasa (31/7) lalu. Sebanyak 11 orang tewas akibat serangan ini.
Militer Filipina dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Anadolu Agency, Kamis (2/8), mengatakan, ISIS belakangan ini memang sering mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror di wilayah Filipina. Termasuk juga serangan bom bunuh diri dengan mobil di pos penjagaan militer di Desa Bulanting,
“ISIS sudah mengaku sebagai pelaku aksi tersebut. Tapi pelaku sebenarnya baru akan terungkap setelah proses penyelidikan dan investigasi selesai dilakukan,” kata salah satu pejabat militer Filipina yang tak ingin diungkap identitasnya.
“Dugaan sementara insiden tersebut dilakukan kelompok Abu Sayyaf yang berafiliasi ke ISIS,” imbuhnya lagi.
Untuk diketahui, pada Selasa lalu sebuah mobil van dihentikan di pos penjagaan militer di Desa Bulanting, Kota Lamitan, Basilan. Mobil dihentikan lantaran sopirnya bersikap mencurigakan dan tidak bisa bicara dengan dialek lokal.
Namun saat pasukan keamanan baru mendekati mobil untuk melakukan pemeriksaan, tiba-tiba mobil tersebut meledak. Selain sopir yang jadi pelaku bom bunuh diri, ledakan tersebut juga menewaskan lima tentara, seorang komandan militer, tiga wanita dan seorang anak.
Sementara korban terluka dan kini masih kritis sebanyak lima orang yang seluruhnya berasal dari militer, termasuk seorang letnan muda.
Provinsi Basilan di Filipina memang dikenal sebagai salah satu wilayah yang dikuasai milisi pemberontak sejak tahun 1991. Berbagai aksi pemboman, penculikan, pembunuhan dan pemerasan terjadi di provinsi ini dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam yang merdeka di Filipina.