Pasukan Antiteror Singapura saat melakukan simulasi penanggulangan bahaya terorisme.

ISIS Masih Jadi Ancaman Terorisme Terbesar di Singapura

Singapura – Ancaman terorisme di Singapura terbilang masih tinggi dan terbesar datang dari kelompok Islamic State (ISIS) di Irak dan Suriah.

Berdasarkan Laporan Penilaian Ancaman Terorisme Singapura tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri (MHA) dan disitat abc17news.com, Rabu (22/1), dinyatakan bahwa ISIS tetap tertarik di kawasan dan terus menggambarkan Asia Tenggara sebagai bagian dari kekhalifahan global.

Laporan itu muncul setelah versi perdananya pada 2017. Tujuannya untuk memberikan pemahaman dan apresiasi lebih baik atas ancaman terorisme dan mendorong rakyat Singapura agar waspada dan menyiapkan diri lebih baik.

“Meskipun ISIS telah menderita kekalahan wilayah yang besar di Irak dan Suriah, ideologinya tetap ganas ada di media maya dan terus menarik dukungan di Singapura, kawasan, dan sekitarnya,” sebut laporan itu.

Sejauh ini tidak ada intelijen yang kredibel atau spesifik dari serangan yang direncanakan terhadap Singapura sejak laporan 2017. MHA menyatakan lewat laporan itu terus mendeteksi warga Singapura dan warga asing yang bekerja di negaranya yang menjadi teradikalisasi oleh propaganda teroris.

Baca juga : Rusia – Turki Siap Tumpas Teroris HTS di Idlib

“Tidak bisa mengesampingkan kemungkinan serangan. Setalah semuanya, Singapura menjadi target pada 2016 oleh dua rencana ISIS,” tambah laporan itu.

Seperti negara lainnya, Singapura menghadapi risiko “aktor tunggal” mengalami radikalisasi sendirian. Selama dua tahun terakhir, delapan individu, termasuk dua perempuan dan satu pemuda, telah ditangani di bawah Undang-undang Keamanan Dalam Negeri (Internal Security Act/ISA).

Dari kasus-kasus itu, tiga di antaranya, tidak terkait ISIS, karena individu-individu itu dipengaruhi oleh retorika teroris lainnya dan ingin berpartisipasi dalam kekerasan bersenjata di zona konflik.