Damaskus – Anggota ISIS melakukan serangan di kota Raqqa di Suriah utara. Menurut pengakuan pasukan Kurdi, serangan tersebut diarahkan ke sebuah pos, Rabu pagi (9/10).
Serangan tersebut menargetkan sebuah pos milik Pasukan Syrian Democratic Forces (SDF) yang dipimpin Kurdi di Raqqa. Wilayah tersebut sebelumnya pernah dikuasai oleh ISIS sebelum berhasil dikuasai oleh pasukan Kurdi.
Raqqa ditaklukkan pasukan oposisi Suriah pada 2013 dan kemudian diambil alih ISIS dan menyatakan kota itu sebagai ibu kota de facto. Pada 2016, SDF yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Amerika Serikat (AS), meluncurkan upaya membebaskan kota. Operasi ini memuncak dalam Pertempuran Raqqa 2017 yang membawa kota itu kembali di bawah kendali SDF.
Dikutip dari Al Arabiya, Pasukan Kurdi mengatakan, ISIS melancarkan tiga serangan bunuh diri dan belum ada laporan jatuhnya korban jiwa. Serangan itu terjadi ketika Turki merencanakan akan melancarkan serangan terhadap para pejuang Kurdi di Suriah Timur Laut.
Melalui akun Twitter SDF, ISIS memang memanfaatkan pengumuman Turki yang sudah siap melakukan opreasi militer ke Suriah. Bentrokan pun masih tetap berlangsung, meski perincian lebih lanjut belum bisa dikabarkan kembali, dikutip dari Sputnik News.
Pada Selasa, Turki mengumumkan persiapan untuk operasi militer di Suriah timur laut telah selesai. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan, melakukan operasi militer merupakan hak fundamental Turki. Upaya itu diperlukan untuk keamanan nasional terhadap ancaman dari Suriah.
“Turki bertekad membersihkan teroris dari timur Eufrat dan melindungi keamanan dan kelangsungan hidup negara sambil menerapkan zona aman untuk mencapai perdamaian dan stabilitas,” kata Aksoy.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang bermarkas di Inggris, sebuah kelompok pemantau perang, mengatakan, serangan di Raqqa melibatkan dua pejuang ISIS. Mereka terlebih dahulu terlibat baku tembak sebelum meledakkan diri.