Jakarta – Kelompok teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) mengklaim bertanggung jawab atas serangan teroris saat peringatan Perang Dunia 1 di pemakaman non-Muslim yang digelar Konsulat Jenderal Prancis di Jeddah, di Arab Saudi Rabu (11/11/2020). ISIS mengklaim, anggota merekalah yang menanam peledak di area pemakaman tersebut.
“Kombatan kami berhasil menyembunyikan bom rakitan rumah di pemakaman pada hari Rabu dan meledak ketika para konsuler berkumpul,” klaim ISIS, yang disampaikan lewat kanal Telegram mereka, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis (12/2020).
Seperti diberitakan sebelumnya, bom meledak di tengah perhelatan upacara untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I. Di upacara tersebut hadir sejumlah diplomat atau konsuler dari negara-negara Eropa yang dulu terlibat Perang Dunia I. Beberapa orang menderita luka-luka dalam peristiwa.
Adapun peristiwa teror itu adalah yang kedua kalinya di Jeddah dalam dua pekan terakhir. Serangan pertama berupa penusukan di mana korbannya adalah satpam Konsulat Jenderal Prancis. Adapun ISIS, pada Oktober lalu, meminta para kombatan dan pendukungnya untuk menyasar warga negara barat, jaringan pipa, serta infrastruktur ekonomi yang berada di Arab Saudi.
Apabila melihat serangan teror di luar Arab Saudi, maka teror di Jeddah adalah peristiwa kesekian dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan aktivitas teror terjadi sejak kasus pembunuhan Samuel Paty, guru asal Paris, yang dipenggal karena mengajarkan kebebasan berpendapat menggunakan karikatur Nabu Muhammad dari majalah satir Charlie Hebdo.
Salah satu yang menjadi sorotan, selain peristiewa di Jeddah, adalah penembakan warga di Wina, Austria. Selain itu, juga penyerangan di Gereja Notre-Dame Basilica di mana tiga orang tewas.