Allepo – Pasukan Suriah dan Rusia disebut kewalahan menghadapi perlawan ISIS. Sebab organisasi teroris itu kini memiliki markas baru, yang sulit dilacak dan diserang, karena berada di Gurun Suriah, tepatnya di Badiya, Suriah tengah.
Rusia sedang melancarkan operasi militer melawan ISIS yang dinamakan ‘Gurun Putih’ sejak 25 Agustus. Operasi itu diluncurkan usai seorang jenderal Rusia, Vyacheslav Gladkikh, tewas oleh alat peledak rakitan yang ditanam ISIS di pedesaan provinsi Deir ez-Zor pada 18 Agustus lalu.
Hammam Issa, seorang aktivis media dari pedesaan Aleppo yang mengetahui operasi ISIS, mengatakan, luas Gurun Suriah mencapai 80 ribu kilometer persegi. Luasnya gurun itu memberikan ISIS keleluasan untuk menangkap pasukan yang lengah.
“ISIS telah mengubah Badiya menjadi lubang hitam yang menelan tentara rezim. Semua pihak yang mengendalikan wilayah [pasukan rezim, Rusia, Iran dan pasukan Kurdi] tahu betul bahwa organisasi tersebut masih memiliki kantong terakhir di gurun pasir,” kata Suhaib Abdul-Razzaq Jaber, seorang jurnalis dari pedesaan Deir ez-Zor, dikutip dari Al-Monitor, Selasa (15/9).
Jaber mengatakan, ISIS unggul di wilayah gurun karena mereka bisa bergerak dengan mudah dan juga bersembunyi dengan mudah pada malam hari. Mereka juga kerap melakukan serangan individu sehingga sulit diserang oleh pasukan udara rezim.
Menurut Jaber, Rusia banyak kehilangan perwiranya di tangan ISIS karena mereka tak terlatih melakukan operasi militer di gurun. Selain itu, imbuhnya, para perwira Rusia juga tak tahu di mana saja ISIS menanam ranjau.