Damaskus – Kelompok Radikal ISIS disebut membuang jasad korban yang mereka culik di jurang di Suriah. Dalam keterangan Human Rights Watch (HRW), penyelidikan mulai dilakukan setelah sebuah video yang di rekam pada tahun 2014 menunjukkan aksi kejam kelompok itu.
Dalam video itu, anggota ISIS membuang jenazah ke dalam Jurang al-Hota sedalam 50 meter, dan yakin lokasi itu menjadi tempat pembuangan korban selama organisasi itu berkuasa.
HRW menyatakan, mereka ingin agar otoritas lokal segera menyegel tempat itu, mengevakuasi mayat korban, dan menjadikannya bukti untuk keperluan penuntutan.
Dilansir BBC Senin (4/5/2020), lebih dari 20 kuburan massal dengan ribuan jasad di dalamnya ditemukan di sejumlah tempat di Suriah. Di antara jenazah yang ditemukan, mereka diyakini merupakan aktivis, pekerja kemanusiaan, jurnalis, dan warga yang diculik dan dibunuh oleh teroris tersebut.
Sejak mengumumkan “kekhalifahan” di 2014, ISIS pernah menguasai area seluas 88.000 km persegi, dari barat Suriah menuju timur Irak, dan menerapkan pemerintahan brutal kepada delapan juta orang.
Jurang al-Hota, terletak sekitar 85 km dari Raqqa, kota yang dijadikan “ibu kota” oleh ISIS, sebenarnya merupakan tempat yang indah.
Namun peneliti HRW Suriah Sara Kayyali mengatakan, tempat itu berubah menjadi “horor sekaligus pembalasan dendam” begitu dikuasai kelompok itu.
“Melihat yang terjadi di sana, dan mungkin kuburan massal lainnya, penting menentukan apa yang terjadi pada ribuan korban yang dieksekusi, dan membuat pelakunya bertanggung jawab,” tegas Kayyali.
Berdasarkan laporan yang dirilis Senin, warga lokal mengisahkan bagaimana mereka diancam akan dibuang ke jurang oleh milisi.
Kemudian dalam video yang direkam pada 2014, nampak sekelompok anggota ISIS membuang dua jenazah yang nampaknya sudah mereka bunuh. Dalam kunjungan 2018, peneliti HRW menerbangkan drone dan menemukan adanya enam jasad yang mengapung di air di dasar al-Hota.
Mereka menyimpulkan, berdasarkan level pembusukan yang terjadi, jenazah-jenazah itu sudah berada di sana jauh setelah ISIS meninggalkan daerah itu. Peta geologi dan model topografi menujukkan, tempat itu lebih dalam dari yang bisa dijangkau drone. Sehingga diyakini masih ada korban di dalam sana.
HRW menyatakan, siapa pun yang kini menguasai al-Hota, harus memperlakukan tempat itu sebagai bukti kejahatan perang, mengidentifikasi korban hilang, dan menginvestigasi kematian mereka. Area itu saat ini berada dalam genggaman, Pasukan Nasional Suriah (SNA), kelompok pemberontak yang mendapat dukungan dari Turki.
SNA merebut lokasi itu pada tahun lalu dari aliansi milisi pimpinan Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang mengusir ISIS di wilayah timur laut.