Baghdad – Irak sebentar lagi akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu). Namun di tengah persiapan pesta demokrasi, ancaman besar justru datang dari kelompok militan ISIS, yang notabene hancur lebur di Suriah dan Irak.
ISIS mengancam akan menyerang berbagai tempat pemungutan suara (TPS) di Irak pada pemilu 12 Mei mendatang. ISIS juga mengklaim bahwa seluruh anggota yang berpartisipasi dalam pemungutan suara akan dianggap kafir.
Juru bicara ISIS Abul Hassan al-Muhajer mengirim pesan audio berisi ancaman kepada otoritas dan pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu di Irak. Dalam pesannya, al-Muhajer memperingatkan siapa pun yang melaksanakan atau memberikan suara pada Pemilu 12 Mei mendatang akan menjadi target serangan ISIS.
Komandan Operasi Gabungan Irak Brigadir Jenderal Yehya Rasoul menganggap pesan bernada ancaman tersebut merupakan upaya ISIS untuk meningkatkan mental dan semangat para anggotanya setelah kalah dalam pertempuran di Irak.
“Ini bukan pertama kalinya Pemilu digelar di Irak. Kami pasti akan mengamankan tempat pemungutan suara. Kami akan menggelar operasi preventif, termasuk pencarian, penggerebekan, dan penangkapan serta penghancuran sel ISIS yang tersisa di Irak,” ujar Rasoul merespons ancaman serangan ISIS, dikutip laman Asharq Al-Awsat kemarin.
Ia mengimbau rakyat Irak agar tak takut dan gentar dalam menanggapi ancaman ISIS. “Kami berurusan dengan musuh teroris dan kami meyakinkan rakyat Irak bahwa pasukan Irak mengerahkan upaya besar dan akan mengamankan tempat pemungutan suara sepenuhnya,” katanya..
Politisi Irak turut mengomentari ancaman serangan ISIS. Mohammad Jamil Al-Mayahi dan Qahtan al-Jabouri, yang masing-masing menjadi juru bicara untuk koalisi politik yang berbeda. Mereka mengatakan ISIS tidak akan mampu menghalangi kehidupan politik yang demokratis di negara tersebut.
“ISIS mengancam dan akan terus mengancam karena apa yang dilakukan warga Irak bertentangan dengan keyakinan dan ide-ide gelapnya,” ujar al-Jabouri.
Irak memproklamasikan kemenangan atas ISIS pada Juli 2017 setelah sembilan bulan peperangan sengit. Pengumuman kemenangan tersebut dilakukan setelah militer Irak berhasil mengusir ISIS dari kota tua Mosul. Mosul diketahui merupakan benteng terbesar ISIS di Irak. Di kota itu, pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014.