Isi Ruang Publik dengan Konten Positif untuk Menetralisir Konten Negatif yang ada

Jakarta – Ruang publik saat ini telah dijejali dengan berbagai macam konten khusunya di dunia maya. Banjirnya konten di ruang publik seperti dunia maya dapat memberi dampak negatif kepada masyarakat. Karenanya perlu upaya bersama untuk membanjiri ruang publik dengan konten-konten positif untuk menghalau yang negatif itu.

Hal ini dikatakan oleh Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis saat menjadi narasumber dalam Diskusi mengenai Kiat-kiat Mengisi Ruang Publik dengan Konten Positif di Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Jakarta, Kamis (25/6/2020).

“Kita tahu dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini banyak orang yang bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) yang menghabiskan waktunya dengan mengakses ruang publik seperti internet. padahal di ruang publik seperti internet ini sangat banyak sekali informasi yang sulit untuk kita filter dan ini juga bisa saja dipakai untuk memuat konten negatif,” ujar Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.

Untuk itulah alumni Akmil tahun 1986 ini mengingatkan pentingnya para pengguna media social (medsos) untuk mengurangi konten negatif di medsos tersebut untuk membanjirinya dengan konten-konten yang positif.

“Kita ketahui bahwa ujaran kebencian, hoaks dan radikalisme serta ajakan kekerasan adalah bagian dari konten negatif di ruang publik. Untuk mengatasi hal ini tentu kita perlu mendorong masyarakat untuk membanjiri ruang publik dengan konten yang positif agar konten yang negatif tadi tenggelam,” tutur mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini.

Mantan Dansatintel Bais TNI itu pun menyampaikan bahwa ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengisi konten positif di ruang publik di tengah pandemi sekarang ini agar masyarakat dapat terhindar dari provokasi, hoaks ataupun ujaran kebencian.

“Ada pendekatan yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk membanjiri ruang publik degan konten positif, yaitu Pendekatan Proteksionis yaitu penyebaran konten dengan maksud untuk melindungi masyarakat dari paparan konten negatif dan Pendekatan Preparasionis yaitu konten informatif bagi masyarakat agar dapat menyikapi informasi yang ada secara cerdas dan kritis,” ucap mantan Komadan Korem 173/Praja Vira Braja ini.

Lebih lanjut mantan Direktur Pembinaan dan Pendidikan (Dirbindik) Seskoad itu menuturkan bahwa konten-konten positif itu bisa memuat unsur-unsur edukasi seperti memberikan edukasi tentang bahaya virus, sosialisasi protokol kesehatan, potensi kerentanan dan optimisme melawan Covid-19 serta unsur literasi

“Unsur lietrasi ini lebih menitikberatkan pada mendorong kemampuan masyarakat dalam mencerna informasi terkait isu Covid-19 dan mengklarifikasi hoaks dan ujaran kebencian. Ini agar masyarakat bisa ikut serta menyebarkan konten-konten positif yang bersifat edukatif atau bersifat klarifikasi.

Selain itu menurutnya juga bisa dengan menyebarkan konten kewarganegaraan sebagai sarana untuk memberikan pengertian kepada publik bahwa jika di lingkungan sosial nyata ada hak dan tanggungjawab kewargaaan termasuk juga di lingkungan dunia maya

“Termasuk juga konten kebhinekaan yang mencakup tentang keberagaman, pemahaman tentang bernegara, toleransi maupun empati terhadap sesama dalam menghadapi Covid-19 ini,” kata jenderal berpangkat bintang dua kelahiran 7 September 1963 ini..

Untuk itulah perwira tinggi yang dalam karir militernya banyak dihabiskan di Pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini juga mendorong adanya kampanye konten positif di ruang publik baik di dunia nyata maupun di dunia maya agar dapat terciptanya kedamaian disitu.

“Untuk itu mari kita bersama-sama melakukan kampanye konten positif di ruang publik baik di dunia nyata maupun di dunia maya, menjadi buzzer bagi perdamaian demi terciptanya kedamaian di ruang publik. Jangan sampai kemudian ruang publik ini justru dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan paham-paham seperti radikalisme atau ajakan terorisme. Kita tidak ingin itu terjadi, ” kata mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini mengakhiri.