Jakarta – Iran akan segera mengeksekusi mati seorang mata-mata yang dituduh membantu Amerika Serikat (AS) dan Israel melancarkan misi membunuh salah satu jenderal paling berpengaruh di Iran, Qasem Soleimani, 3 Januari lalu. Pria tersebut bernama Mahmoud Mousavi Majd.
“Mahmoud Mousavi Majd divonis bersalah karena memata-matai pasukan bersenjata Iran terutama Pasukan Quds,” kata juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, dalam jumpa pers di Teheran yang disiarkan televisi nasional seperti dilansir AFP, Selasa (9/6/2020).
Esmaili mengatakan Majd memberikan informasi terutama terkait keberadaan dan pergerakan Soleimani kepada Badan Pusat Intelijen AS (CIA) dan Badan Intelijen Israel, Mossad, dengan imbalan sejumlah besar uang.
“Hukuman mati terhadap Majd telah diputuskan oleh Mahkamah Agung dan akan segera dilaksanakan,” kata Esmaili.
Soleimani merupakan perwira senior militer Iran yang tewas dalam serangan udara AS di Bandara Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu. tak lama setelah mendarat di Bandara Baghdad. Soleimani bukan orang sembarangan. Dia dinilai sebagai salah satu tokoh paling populer dan berpengaruh di Iran.
Ia dipandang sebagai musuh mematikan oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Kematiannya membangkitkan amarah rezim Iran yang memang memiliki bara permusuhan dengan AS, usai Revolusi 1979 yang berhasil menggulingkan kekuasaan Syah Reza Pahlevi.
Bagi para musuh-musuh Teheran, Soleimani dipandang sebagai arsitek utama yang berhasil memperkuat pengaruh Iran di kawasan.
Pada Februari lalu, Iran menjatuhkan hukuman mati serupa pada Amir Rahimpour, seorang pria yang juga membantu memata-matai untuk AS dan berkonspirasi menjual informasi tentang program nuklir Iran.
Sementara itu, eksekusi dan penangkapan intel AS ini bukan yang pertama dilakukan Iran. Pada Desember lalu, Teheran juga telah menangkap delapan orang yang disebut terkait dengan CIA dan terlibat dalam demonstrasi besar anti-pemerintah yang pecah beberapa bulan sebelumnya.
Demonstrasi itu pecah menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak yang melonjak secara signifikan dan tiba-tiba.
Pada Juli 2019 lalu, Iran mengklaim telah membongkar cincin mata-mata CIA dan menangkap 17 tersangka intel AS antara Maret 2018 hingga Maret 2019. Beberapa di antara para tersangka itu telah dijatuhi hukuman mati.