Iran Sangkal Tuduhan Arab Saudi Sebagai Pendukung Terorisme di Timur Tengah

Jakarta – Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi terus meruncing. Arab Saudi menuduh Iran sebagai pendukung terorisme di kawasan Timur Tengah. Tuduhan itu langsung disangkal Iran.

“Sangat disayangkan bahwa Arab Saudi, yang mempromosikan terorisme dan ekstremisme di wilayah Timur Tengah, telah mengeluarkan pernyataan yang menuduh Republik Islam Iran sebagai pendukung terorisme di kawasan Timur Tengah,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran melalui Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Kedubes Iran menyatakan, dunia menyaksikan bahwa salah satu negara yang menentang Negara Islam (ISIS) di Irak dan Suriah adalah Iran yang memotong tangan jahat ISIS.

“Arab Saudi dengan mendukung kelompok-kelompok ekstremis dan takfiri seperti ISIS dan Al-Qaeda di negara-negara Islam seperti Afghanistan, Suriah, Irak dan Yaman, telah membahayakan perdamaian dan keamanan regional,” kata Kedubes Iran.

Menurut Kedubes Iran, Arab Saudi harus mempertimbangkan kembali sikap serta kebijakannya daripada menuduh negara lain seperti Iran.

“Dukungan Arab Saudi terhadap seruan Amerika Serikat untuk perpanjang embargo senjata dan fitnah-fitnah yang dilancarkan oleh Rezim Zionis Israel (Rezim Pendudukan AL-Quds), sebagai negara yang memiliki anggaran militer terbesar ketiga di dunia, yang membeli dan menggunakan puluhan miliar dolar senjata untuk digunakan terhadap rakyat Yaman, adalah ironi pahit yang sedang kita saksikan,” papar Kedubes Iran.

Kedubes Iran menambahkan, telah lima tahun lebih Arab Saudi secara agresif dan masih telah terlibat dalam konflik di Yaman dalam perang besar-besaran. “Arab Saudi menghancurkan infrastruktur Yaman dan tak segan-segan menyerang rumah sakit dan sekolahan,” ujar Kedubes Iran.

“Blokade brutal Arab Saudi terhadap Yaman selama 5 tahun belakangan ini telah membunuh dan melukai puluhan ribu pria, wanita, dan anak-anak, serta menyebabkan kelaparan dan membahayakan kehidupan jutaan orang Yaman, termasuk wanita dan anak-anak,” ungkap pernyataan Kedubes Iran.

Menurut Kedubes Iran, Arab Saudi menuduh Teheran melanggar resolusi internasional.

“Iran tidak pernah percaya pada solusi militer untuk krisis regional dan selalu menyerukan diakhirinya konflik melalui dialog dan merujuk kepada mekanisme hukum dan cara-cara yang damai,” ungkap Kedubes Iran.

Untuk menyelesaikan konflik Yaman, Iran mengusulkan agar disusun pakta non-agresi, dialog regional, rencana global melawan kekerasan dan ekstremisme, dan inisiatif perdamaian Hormoz (HOPE).

“Tampaknya apa bila negara-negara seperti Arab Saudi sepantasnya negara normal menghormati negara-negara lain di kawasan ini dan menahan diri dari ekspansionisme dan destabilisasi, maka kerjasama di bidang-bidang tersebut diatas dapat dicapai,” ujar Kedubes Iran.