Taheran – Iran dan Pakistan sepakat membentuk pasukan gabungan gerakan cepat bersama untuk memerangi “terorisme” di perbatasan antara kedua negara. Hal itu disampaikan oleh kedua kepala negara dalam konferensi pers di Teheran.
Kantor berita Iran Fars mengutip pernyataan Presiden Iran, Hassan Rowhani, mengatakan bahwa presiden menekankan Iran dan Pakistan bertekad mengembangkan hubungan bilateral.
“Tidak ada negara lain yang dapat mempengaruhi hubungan persaudaraan dan persahabatan antara kedua negara,” kata Rowhani. Seperti dikutip Anadolu agency, Senin (22/4).
Dia menambahkan bahwa kedua negara sepakat memperkuat kerja sama keamanan dan membentuk pasukan gabungan gerakan cepat untuk memerangi “terorisme” di perbatasan kedua negara.
Rowhani menunjukkan bahwa pertemuannya dengan PM Pakistan Imran Khan juga membahas tindakan Amerika yang salah, terutama terkait Al-Quds (Yerusalem), Golan Suriah, dan Garda Revolusi Iran.
Pada akhir 2017, Presiden AS Donald Trump menyatakan Al-Quds sebagai ibu kota Israel. Trump juga mendukung Dataran Tinggi Golan bagian dari wilayah Israel. Senin lalu, Washington memasukkan Garda Revolusi Iran ke daftar jaringan teroris internasional.
Khan memulai kunjungan resmi ke Iran pada Ahad lalu. Kunjungan atas undangan Rowhani.
Pertemuan bilateral kedua kepala negara itu datang setelah serangkaian serangan yang menewaskan Garada Revolusi Iran dan pasukan penjaga perbatasan Iran di provinsi Sistan Baluchistan. Kelompok bersenjata Sunni, Jaisyul Adl, bertanggung jawab dalam serangan itu.
Saat itu, Iran menuduh pemerintah Pakistan sengaja memberi tempat aman bagi kelompok yang disebutnya teroris itu. Sementara itu, Jaisyul Adl menggelar operasi tersebut untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap minoritas Sunni di Iran, khususnya di dekat perbatasan.