Teheran – Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Mohammad Ali Jafari, mengancam akan melakukan balas dendam terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang ia anggap mendukung serangan bom mobil Rabu pekan lalu.
Serangan yang diklaim kelompok teroris Jaish ul-Adl itu menewaskan 27 pasukan elite Iran dan banyak yang lainnya terluka parah.
Jafari mengatakan serangan bom dilakukan oleh kelompok teroris atas perintah Amerika Serikat (AS) dan Israel. Serangan itu terjadi di wilayah perbatasan antara Provinsi Sistan dan Baluchestan.
“Kesabaran terhadap konspirasi dan rezim reaksioner di wilayah tersebut, terutama Arab Saudi dan UEA yang melakukan tindakan ini atas perintah dari AS dan rezim Zionis, akan berbeda dan kami pasti akan mengambil tindakan reparatif,” katanya, pada hari Sabtu, dikutip Sputnik, Minggu (17/2).
“Pemerintah Arab Saudi dan Emirat yang berbahaya harus tahu bahwa kesabaran Republik Islam tentang dukungan tersembunyi Anda untuk penjahat dan kelompok takfiri telah berakhir dan Iran tidak akan mentoleransinya lagi,” lanjut Jafari dalam pidatonya di hadapan massa.
Baca juga : Kian Terdesak, Wilayah Kekuasaan ISIS Di Suriah Tersisa 700 Meter Persegi
Dia dilaporkan telah meminta Presiden Hassan Rouhani agar memberikan kebebasan kepada IRGC untuk membalas dendam.
Jenderal Jafari juga menduga bahwa Pakistan memberikan dukungan kepada kelompok militan yang melakukan serangan teror di Iran. Dia menyerukan Islamabad untuk memperketat kebijakannya terhadap kelompok teroris Jaish ul-Adl yang terkait dengan al-Qaeda.
Kelompok itu telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil Rabu lalu. Menurut Jafari, pemerintah Pakistan telah melindungi unsur-unsur kontra-revolusioner yang menimbulkan bahaya bagi Islam. “(Pemerintah Pakistan) yang tahu tempat persembunyian mereka, didukung oleh pasukan keamanan Pakistan, harus bertanggung jawab atas serangan teroris,” imbuh dia.
Pada 13 Februari, sebuah mobil yang sarat bahan peledak menabrak bus yang membawa pasukan IRGC di perbatasan antara kota Zahedan dan Khash. Sebanyak 27 pasukan elite tewas dan 13 orang lainnya terluka parah.
Pada hari Sabtu, puluhan rekan korban melingkari peti mati di belakang truk ketika ribuan pelayat menghadiri pemakaman massal bagi para prajurit yang tewas. Banyak di antara kerumunan pelayat meneriakkan slogan “Matilah Amerika”, dan “Matilah Zionisme”.