Semarang – Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) bisa menggandeng remaja masjid dalam melaksanakan programnya. Mereka bisa berkolaborasi dalam banyak hal, seperti mengatasi radikalisme dan terorisme.
“Kita berharap urusan-urusan yang ada di masjid, itu harusnya mulai digarap oleh kawan-kawan IPNU maupun IPPNU, yang notabene mereka sesama dengan remajanya. Berbicara dari hati ke hati, dari pemahaman supaya tidak menjadi orang yang radikal, atau pemahaman terorisme,” tutur Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Pelantikan dan Rakerwil PW IPNU dan IPPNU Jawa Tengah 2022-2025, di Gets Hotel Semarang, Minggu (19/3/2023).
Menurutnya, radikalisme, terorisme, intoleransi, narkoba, adalah tantangan bangsa. Di samping itu, generasi muda juga mudah menyampaikan ujaran kebencian dan terpancing hoaks. Persoalan-persoalan tersebut rentan meruntuhkan pondasi bangsa. Maka, IPNU dan IPPNU perlu menggandeng banyak pihak, agar virus baik lebih mudah tersebar.
“Rekan-rekan kita IPNU dan IPPNU yang harusnya bisa berkomunikasi dengan mereka. Kalau nantinya komunikasi itu sudah tidak bisa, maka sampaikan kepada lebih atas lagi, baik itu di Anshor, maupun di Fatayat, bisa ke PC NU maupun ke PC muslimat yang ada di kabupaten/ kota. Ini harusnya berjenjang. Kita mulai menata lagi,” jelas Gus Yasin, sapaannya.
Wagub menandaskan, pemerintah berharap organisasi IPNU dan IPPNU bisa mengejawantahkan pemikiran para pendiri NU. Pada masa penjajahan, dakwah NU untuk menghimpun kekuatan melawan penjajah. Dakwah merupakan bagian dari perjuangan NU untuk mempertahankan ideologi agama, sekaligus nasionalisme sebagai bentuk cinta tanah air.
“Kami dari pemerintah sendiri juga berharap, dari IPNU maupun IPPNU bisa mengejawantahkan apa yang menjadi pemikiran para leluhur, pendiri NU yang bisa menjaga NKRI ini,” pungkasnya.