Bogor- Penyebaran radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus sudah sangat memprihatinkan. Karena itu berbagai upaya pencegahan harus dilakukan untuk membersihkan kampus dari radikalisme dan terorisme. Salah satunya dengan membekali mahasiswa baru dengan wawasan kebangsaan dan pemahaman tentang ancaman dan bahaya radikalisme.
Hal itu dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menghadirkan Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, memberikan kuliah umum kepada 4000 mahasiswa baru IPB di Gedung Graha Widya Wisuda, IPB, Bogor, Selasa (14/8/2018). Kuliah umum itu adalah rangkaian dari kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru angkatan 55 Tahun 2018.
“Adik-adik mahasiswa baru harus benar-benar waspada dengan paham radikalisme negatif yang bisa merusak persatuan bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda, mahasiswa baru menjadi target yang rentan,” kata Komjen Suhardi Alius.
Pada kesempatan itu, Komjen Suhardi Alius memaparkan secara gamblang tentang ancaman dan pola-pola penyebaran terorisme, terutama yang menyasar generasi muda. Juga membekali para mahasiswa baru dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Selain para mahasiswa, lanjut mantan Kapolda Jabar ini, manajemen di masing-masing lingkungan perguruan tinggi harus memiliki pola penanganan khusus dalam pencegahan radikalisme yang berkonotasi negatif agar tidak mudah masuk dan menyebar di lingkungan kampus. Apalagi kampus adalah lembaga yang digunakan untuk mendidik para generasi muda calon-calon generasi penerus bangsa.
“Kita persiapkan mereka supaya tidak tercemar kepada paham yang tidak baik karena mereka adalah generasi muda penerus bangsa Indonesia. Kita harus jaga mereka dan kita memberikan masukan-masukan bagaimana cara menghindarinya,” ungkap Suhardi
Ia juga menghimbau para mahasiswa baru agar jangan takut untuk melaporkan kegiatan atau aktivitas mencurigakan yang mengarah ke radikalisme atau intoleransi kepada pihak kampus. Ini penting karena pencegahan lebih dini bisa dilakukan bila mahasiswa ikut proaktif menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme ini.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria SP, M.Si, sangat menyadari bahaya radikalisme yang mengancam lingkungan kampus. Baginya, mahasiswa baru berpotensi tinggi yang menjadi market dalam penyebaran paham radikal dan terorisme.
“Oleh karena itu, kami mengundang kepala BNPT untuk memberikan kuliah kepada mahasiswa yang baru masuk bukan mahasiswa yang sudah mau lulus karena ini adalah kelompok mahasiswa yang potensial dan agak rentan” ujar Arif.
Bagi Arif, kerja sama yang dibangun antara IPB dan BNPT ini menjadi salah satu upaya menyelamatkan generasi muda dari radikalisme dan terorisme. Menurutnya, terorisme adalah kejahatan yang tidak dapat dilawan sendiri. Butuh kerja sama antara pihak pemerintah dan pihak lainnya untuk membasmi bibit terorisme di Bumi Pertiwi.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama karena kelompok yang terindikasi radikal itu adalah kelompok yang sangat kecil jumlahnya namun bisa punya pengaruh yang cukup besar. Oleh karena itu kita harus bersama-sama selamatkan lingkungan kampus dari paham paham tersebut,” ungkap Rektor IPB periode 2017-2022 ini.
Arif berharap kerja sama yang dibangun antara IPB dan BNPT dapat menyelamatkan generasi muda khususnya mahasiswa IPB dari radikalisme dan terorisme.
Selain kuliah umum di IPB, belakangan ini BNPT terus melakukan sosialisasi pencegahan paham terorisme di universitas-universitas lainnya, diantaranya Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, serta di hadapan rektor-rektor Perguruan Tinggi Swasta se-Jawa Tengah.